REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan kondisi melemahnya nilai tukar (kurs) mata uang dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak hanya dialami oleh Indonesia tetapi hampir semua negara berkembang. Menurutnya, penyebabnya tak lain tekanan luar. Terutama policy easing atau pengetatan stimulus fiscal di Amerika Serikat.
“Memang pressure external itu terjadi dan ini tidak spesifik Indonesia tapi hampir semua emerging market itu terjadi karena sangat besar arti dari policy easing di Amerika Serikat,” katanya saat ditemui di kantor wakil presiden, Selasa (20/8).
Ia mengatakan pemerintah terus bekerja dan berkoordinasi agar dampak tersebut tidak berlarut dan membesar bagi Indonesia. Hatta menegaskan kebijakan pemerintah harus tepat dan ada beberapa respon yang betul-betul harus dijaga. “Kita punya respon tertentu tapi belum bisa saya sampaikan. Besok, kita akan rapat kabinet, nanti kita sampaikan kebijakan yang akan diambil,” katanya.
Hatta juga mengatakan belum ada keputusan untuk pengucuran dolar AS dari BUMN untuk mengatasi kesulitan likuiditas. BUMN tidak menahan dolar AS. “BUMN kita tidak menahan dolar. BUMN kita juga, katakanlah yang di pasar modal maupun di Surat berharga Negara (SBN), mereka tetap. Tidak ada main kiri dan main kanan. Tidak seperti itu,” katanya.