Ahad 24 Nov 2024 21:00 WIB

Dibuka Lowongan Kerja Jadi Brigade Pangan, Gaji Rp 10 Juta Per Bulan

Program Brigade Swasembada Pangan menggunakan skema bagi hasil 70:30,

Rep: Frederikus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Foto udara sejumlah petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Rangel, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (16/3/2024). Petani setempat terpaksa memanem padi lebih awal akibat banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang menggenangi 26 desa di kawasan tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Foto udara sejumlah petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Rangel, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (16/3/2024). Petani setempat terpaksa memanem padi lebih awal akibat banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang menggenangi 26 desa di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui program Brigade Pangan. Dalam program ini, Mentan Amran menyebutkan petani milenial berpotensi memperoleh penghasilan Rp10 juta per bulan, bahkan lebih lagi.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menjelaskan estimasi penghasilan tersebut sangat memungkinkan untuk diraih oleh para petani muda yang bergabung dalam brigade pangan. Kementan telah melakukan analisis usaha tani secara rinci agar program ini memberikan hasil optimal.

 

"Setiap Brigade yang terbentuk beranggotakan 15 orang dengan mengelola lahan 200 hektar. Mereka akan mengelola lahan selama 5 tahun agar pendapatannya optimal,” ujar Arief dalam keterangannya pada Sabtu (23/11/2024).

 

Arief menjelaskan, dengan produktivitas rata-rata 5 ton per hektare, potensi produksi mencapai 1.000 ton gabah kering panen (GKP) dan asumsi harga gabah Rp 6.000 per kilogram, maka total pendapatan kotor brigade dapat mencapai Rp 6 miliar.

 

"Setelah dikurangi biaya operasional sebesar Rp 19 juta per hektare atau total Rp 3,8 miliar untuk lahan 200 hektare, maka perkiraan pendapatan bersih dari budidaya padi ini adalah sebesar Rp 2,2 miliar dan nantinya dibagi antara brigade dan pemilik lahan,” ujarnya, menambahkan.

 

Program Brigade Swasembada Pangan menggunakan skema bagi hasil 70:30, di mana 70 persen pendapatan diberikan kepada brigade, dan 30 persen untuk pemilik lahan. Sebagian dari pendapatan brigade juga disisihkan untuk modal tanam berikutnya agar kegiatan ini berkelanjutan.

 

"Potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bahkan bisa lebih besar jika pengelolaan dilakukan secara lebih efisien dan produktif. Jika mampu tanam 2–3 kali dalam setahun, hasilnya tentu akan meningkat. Apalagi pemerintah telah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola brigade selama lima tahun,” jelas Arief.

 

Menurutnya, ini peluang besar bagi generasi muda yang ingin bergabung. Pendaftaran dapat dilakukan melalui dinas pertanian setempat. Pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih padi unggul.

 

“Pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang dapat digarap oleh generasi muda. Ada 12 propinsi yang memiliki lahan yang masih dapat dioptimalkan. Pak Mentan Amran ingin anak-anak muda terlibat dalam sektor pertanian dengan jaminan keuntungan serta penggunaan teknologi tinggi. Ini merupakan tantangan menarik untuk kreativitas dan semangat kerja keras generasi milenial,” tutup Arief.

 

Frederikus Dominggus Bata 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement