Selasa 20 Aug 2013 13:08 WIB

Bank Muamalat Malaysia Tinjau Peluang Merger

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Bank Muamalat Malaysia
Bank Muamalat Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID,

PETALING JAYA -- Bank Muamalat Malaysia Bhd akan meninjau kembali gagasan merger, namun kali ini dengan Lembaga Keuangan Pembangunan (DFI). Salah satu narasumber yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip The Star Online, Selasa (20/8) mengatakan beberapa calon yang kemungkinan merger dengan Bank Muamalat Malaysia adalah Bank Rakyat Malaysia Bhd dan Malaysia Industrial Development Finance Bhd (MIDF).

Bank Muamalat dan Bank Islam Malaysia Bhd adalah dua bank syariah mandiri di Malaysia yang dilisensi oleh Bank Negara Malaysia (BNM). Sementara DFI adalah lembaga keuangan khusus yang didirikan pemerintah dengan mandat untuk mengembangkan dan mempromosikan sektor-sektor kunci yang dianggap penting dan strategis. Yang termasuk dalam DFI adalah Bank Simpanan Nasional, Bank Ekspor-Impor dari Malaysia Bhd, UKM Bank Pembangunan Malaysia Bhd (UKM Bank), Bank Pembangunan Malaysia Bhd, Bank Rakyat Malaysia dan MIDF.

Pemegang saham Bank Muamalat Malaysia dikabarkan tengah bernegosiasi dengan Affin Holdings Bhd, namun pembicaraan antara kedua pihak dibatalkan pada akhir Maret. Saat itu dilaporkan bahwa Affin  berusaha memperoleh porsi 70 persen saham DRB Hicom Bhd di Bank Muamalat Malaysia, tetapi kesepaktan tidak tercapai karena masalah harga. Pembicaraan antara para pihak telah dimulai pada Agustus tahun lalu. Pada saat itu, pihak Affin memperkirakan akan menyimpulkan pembicaraan pada akhir 2012.

Para pelaku industri mengatakan ide penggabungan antara Bank Muamalat Malaysia dan Bank Rakyat Malaysia adalah proposisi menarik mengingat keduanya memiliki perhatian besar pada keuangan syariah. Bank Rakyat Malaysia menjadi bank korporasi syariah negara terbesar. Bank tersebut memiliki ambisi tumbuh pada segmen perbankan komersial. Target itu akan mudah dicapai melalui merger bank.

Industri syariah juga mencatat bahwa Bank Rakyat Malaysia selalu menyampaikan aspirasi kepada BNM agar memperbesar sektor keuangan syariah sehingga Malaysia dapat menjadi pusat keuangan syariah dunia dan pasar sukuk terbesar.

Bank Muamalat Malaysia telah melewati waktu sulit selama beberapa tahun terakhir karena gagal mencapai kesepakatan merger dengan Bank Islam Malaysia pada 2011 dan lembaga pemberi pinjaman berbasis di Bahrain yakni Al Baraka Banking Group. Namun jika dilihat dari positif, kegagalan tersebut membuat bank berkesempatan membersihkan buku keuangan dan meningkatkan pendapatannya selama beberapa tahun.

Per 31 Maret 2013, Bank Muamalat Malaysia membukukan laba sebelum pajak 236 juta ringgit Malaysia. Pendapatan tumbuh sekitar 12 persen menjadi hampir 1 miliar ringgit Malaysia. Aset berdiri di angka 21 miliar ringgit Malaysia.

Bank Rakyat Malaysia telah menikmati pertumbuhan menguntungkan selama bertahun-tahun. Pada 2011, laba sebelum pajak dan zakat Bank Rakyat Malaysia mencapai 2 miliar ringgit Malaysia. Sebagian besar pendapatan pembiayaan berasal dari konsumer. Per 31 Maret 2013, laba sebelum pajak dan zakat bank adalah RM 539,52 juta ringgit Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement