REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada mass public transportation dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014. Ini merupakan imbas dari membesarnya ruang fiskal akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dieksekusi Juni 2013.
Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (15/8).
Bukti konkretnya adalah rencana pembangunan moda transportasi elevated loop cirlce line di DKI Jakarta dan buss rapid transit (BRT) di sejumlah kota metropolitan antara lain Bandung. Armida mengatakan public transport di masing-masing kota metropolitan bergantung pada blue print (cetak biru) di bidang transportasi. Oleh karena itu, basis moda transportasi tidak harus berbentuk rel maupun jalan raya.
Khusus untuk elevated loop circle line, Armida mengatakan anggarannya telah dianggarkan dalam RAPBN 2014 yakni sebesar Rp 700 miliar dan sifatnya multi years. Total anggaran yang dibutuhkan sampai proyek rampung diperkirakan mencapai Rp 5 triliun. "Biasanya ada cost sharing. Paling tidak tahun depan sudah mulai," kata Armida.
Armida menyebut proyek ini telah diusulkan sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipimpin oleh Fauzi Bowo. Proyek ini juga menjadi bagian dari janji kampanye Foke (sapaan akrab Fauzi) dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 silam. "Konsepnya memang public transport yang terintegrasi. Masalahnya lama gitu dan tidak jadi-jadi," ujar Armida.
Lebih lanjut, Armida mengatakan anggaran untuk proyek ini akan dimasukkan ke dalam belanja Kementerian Perhubungan. Sebab, ini terkait prasarana berupa rel kereta. Berbeda apabila ini menyangkut kereta yang sudah tentu dimasukkan ke dalam belanja PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau operator lainnya yang ditunjuk.