Rabu 14 Aug 2013 16:25 WIB

Bulog: Benahi Sistem Perdagangan Daging dari Hulu ke Hilir

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso
Foto: Republika/Adhi.W
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog berharap pemerintah membantu kelancaran operasi pasar (OP) daging. Operasi ini terus dilangsungkan sejak 17 Juli 2013. Bulog masih mempunyai cadangan daging impor sebanyak 800 ton untuk disalurkan ke masyarakat.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan Bulog langsung menuju konsumen dalam memasarkan daging. OP telah dilangsungkan antara lain di asrama tentara Cilodong, Pondok Gede, Cempaka Putih. Bulog juga menggandeng Pemerintah Daerah (pemda) agar distribusi lancar. "Tapi tetap harus melalui pedagang pasar untuk cepat intervensinya. Karena kalau langsung ke konsumen kan kasian pedagang pasarnya," ujarnya ditemui di kantor Bulog, Rabu (14/8).

Namun perdagangan daging sapi telah membentuk mekanisme sendiri di pasar. Sebelum masuk konsumen, daging diperoleh  pedagang pasar melalui industri pengolahan. Industri juga memasok daging untuk hotel, restoran dan katering(horeka).

Lalu pedagang juga menyalurkan daging untuk asosiasi pedagang mie dan bakso, selain untuk masyarakat langsung. Untuk rumah tangga, konsumen mendapatkan pasokan dari pedagang pasar. "Nah, pedagang pasar bisa saja diintervensi oleh horeca kalau distributor sedikit macet," ujarnya.

Selama ini distributor menurut dia, mendapatkan daging dari Rumah Potong Hewan (RPH) atau langsung dari importir daging sapi. Lalu RPH mendapatkan sapi dari feedlot atau peternak. Terakhir, feedlot mendapatkan sapi dari importir dan peternak dalam negeri. "Kalau ingin memperbaiki harga, pembenahan harus menyeluruh dari hulu  sampai hilir," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement