REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- BlackBerry membuka peluang menjual perusahaan setelah peluncuran perangkat terbarunya gagal membalik keadaan. Perusahaan Kanada tersebut mengatakan pihaknya membentuk komite khusus untuk mencari alternatif strategis untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam laporan Al-Jazeera, Selasa (13/8), korporasi mengatakan pilihan lainnya dapat dilakukan dengan joint venture, kerja sama, atau langkah lain. Saham BlackBerry jatuh di pasar AS hingga 9,6 persen ke level 10,70 dolar AS pada perdagangan Senin (12/8) siang waktu setempat. Peninjauan strategis tersebut akan dikepalai Timothy Dattels yang bergabung dengan BlackBerry pada tahun lalu.
BlackBerry yang menjadi pionir pada 1999 telah menodminasi ponsel pintar untuk bisnis sebelum Apple membuat debut iPhone pada 2007. Sejak itu, BlackBerry kalah dalam kompetisi dengan iPhone di pasar ponsel pintar.
Pada Januari, perusahaan meluncurkan ponsel baru, BlackBerry 10 yang didesain lebih lengkap. Namun, pasar ponselnya terus ketinggalan dan perusahaan diperingatkan pada Juni lalu akan merugi di masa depan.
Analis di Cannacor Genuitu, Mike Walkley mengatakan penjualan terus memburuk meski harga ditekan untuk ponsel baru. "Kini mereka harus membuat langkah lain yang terbaik untuk perusahaan dan pemegang saham agar bertahan lama karena penjualan BlackBerry 10 tidak menjanjikan," ujarnya.
Pengumuman kemungkinan penjualan pada Senin (12/8) waktu setempat, merupakan kedua kalinya BlackBerry mengatakan telah menyewa bankir untuk membantu perusahaan sejak Torsten Heins menjadi CEO pada awal 2012.