Ahad 04 Aug 2013 16:49 WIB

Kinerja Tiga Raksasa Migas Dunia Ini Jeblok

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Saham Chevron Corporation anjlok 1,18 persen menjadi 124,95 dolar AS setelah perusahaan energi tersebut melaporkan hasil kinerja kuartalannya. Chevron melaporkan penurunan laba bersih hingga 26 persen.

Laba bersih Chevron turun sebesar 25,5 persen menjadi 5,37 miliar dolar AS. Nilai ini setara dengan 2,77 dolar AS per lembar saham. Padahal analis telah memperkirakan laba bersih kuartal kedua Chevron bisa mencapai 2,96 dolar AS per lembar saham. Revenue Chevron turun delapan persen menjadi 57,37 miliar dolar AS. Beruntung, nilai ini di atas perkiraan analis yang memprediksi pendapatan perusahaan minyak dan gas tersebut hanya sebesar 56,01 miliar dolar AS.

"Jatuhnya pendapatan disebabkan oleh buruknya kondisi pasar untuk minyak mentah dan produk olahan," ujar Chairman Chevron Corp John Watson, seperti dilansir laman Arab News, Ahad (4/8).

Chevron memproduksi 2,58 juta barel minyak mentah setiap hari. Nilai ini turun 1,5 persen bila dibandingkan dengan kuartal kedua tahun sebelumnya. Tahun ini Chevron menargetkan produksi sebanyak 2,65 juta barel di akhir 2013.Harga jual menjadi salah satu penyebab turunnya kinerja Chevron.

Per Juni 2013 Chevron menjual minyak dan gas senilai 92 dolar per barel di Amerika Serikat dan di luar AS seharga 94 dolar AS. Nilai ini lebih rendah sekitar lima persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan di sepanjang semester pertama 2013, Chevron optimistis bisa mencapai pertumbuhan 25 persen pada 2017.

Yang membantu perseroan mencapai target tersebut adalah dari proyek gas alam cair di Gorgon dan Whitestone, Australia. Buruknya harga minyak dan gas alam cair tidak hanya memberikan dampak negatif kepada Chevron. 

Royal Ducth Shell Plc menyatakan tingginya biaya eksplorasi tidak didukung oleh naiknya harga minyak mentah. Perusahaan asal Belanda ini membukukan laba bersih 4,6 miliar dolar AS atau turun 23 persen bila dibandingkan dengan kuartal kedua 2012.Perusahaan menyatakan lambatnya kinerja di kuartal kedua disebabkan oleh tingginya biaya operasional perusahaan. Sementara produksi yang dihasilkan tidak sesuai harapan. "Ke depan kami tidak menargetkan volume minyak dan gas, melainkan ke kinerja keuangan," ujar bos Shell Peter Voser.

Sementara Exxon Mobil Corp mengalami nasib paling naas. Perseroan menyatakan penurunan laba kuartal kedua untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Financial Post melaporkan laba bersih Exxon di akhir kuartal kedua tahun ini jatuh 56,8 persen bila dibandingkan dengan Juni 2012. Perusahaan tersebut membukukan laba bersih senilai 6,86 miliar dolar AS atau 1,55 dolar AS per lembar saham.  Akibatnya saham perusahaan yang berbasis di Texas tersebut anjlok 0,84 persen di bursa saham New York menjadi 91,95 dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah Brent North per Jumat (2/8) untuk pengiriman September turun 59 sen menjadi 108,95 dolar AS per barel. Sementara kontrak utama New York West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September jatuh 95 sen menjadi 106,94 dolar AS per barel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement