Kamis 01 Aug 2013 23:10 WIB

BI: Inflasi Juli 2013 Lebih Tinggi dari Perkiraan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat indeks harga konsumen atau inflasi Juli 2013 sebesar 3,29 persen, dan inflasi tahunan sebesar 8,16 persen. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan inflasi Juli 2013 lebih tinggi dari perkiraan pada pekan keempat Juli 2013 sebesar 2,87 persen atau 8,18 persen.  

Berdasarkan data BI, tingkat inflasi bulanan sepanjang Juli memang terus menunjukkan tren meningkat. Pada pekan pertama, inflasi Juli 2013 2,27 persen, pekan kedua 2,56 persen, pekan ketiga 2,77 persen dan pekan keempat 2,87 persen. "Tetapi ternyata hasilnya 3,29 persen," kata Agus, Kamis (1/8) sore.  

Kemudian dari pola historisnya, rata-rata inflasi Juli 2007 sampai 2012, di luar 2008, mencapai 0,82 persen. "Ya karena dua ini, yaitu volatile food dan juga ada permintaan musiman dengan datangnya Ramadhan. Itu dua hal yang utama," ujar Agus.  

Sementara terkait kenaikan harga BBM yang dieksekusi 22 Juni 2013, dampak putaran keduanya terasa pada volatile food. BI mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai kenaikan harga bahan pokok yang masih menunjukkan tren kenaikan, seperti pada bawang merah, cabai merah, daging ayam ras dan daging sapi. "Ini area yang harus diwaspadai," kata Agus.  

Sementara untuk inflasi Agustus, BI memperkirakan adanya tren penurunan seiring berkurangnya dampak kenaikan BBM. Namun, untuk mencapai target tahunan, Agus meminta pemerintah harus berhati-hati di November dan Desember. Ini mengingat menjelang akhir tahun, tren kenaikan harga kerap terjadi. BI memperkirakan inflasi 2013 sebesar 8,28 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement