Selasa 30 Jul 2013 11:51 WIB

Jumlah KUR Bermasalah di Bank Mandiri Meningkat

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
UMKM penerima KUR, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
UMKM penerima KUR, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk mencatat peningkatan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Per Juni 2013 NPL KUR mencapai 3,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 1,68 persen.

NPL tersebut terdiri dari tiga unsur. Bank Mandiri menyalurkan KUR kepada nasabah mikro dengan tingkat rasio kredit bermasalah sebesar 4,88 persen. Kemudian perseroan menyalurkan ke nasabah business banking I dengan NPL 3,62 persen dan terakhir ke nasabah business banking II dengan NPL 3,68 persen.

Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri Sunarso mengungkapkan penyebab utama tingginya NPL KUR adalah penyaluran kredit yang lebih banyak ke individu. "Periode awal tahun kami masih memenuhi target KUR dengan menyalurkan ke individu," kata Sunarso di Jakarta, Senin (29/7) malam.

Ia mengakui penyaluran KUR ke individu jauh lebih rawan bila dibandingkan dengan penyaluran melalui linkage. Dengan adanya jaminan akses ke pasar melalui linkage, terbukti NPL KUR lebih terjaga.

Oleh karena itu di semester kedua Bank Mandiri akan menyalurkan lebih banyak KUR melalui linkage. Dengan semakin terbukanya peluang untuk penyaluran kredit melalui linkage, Bank Mandiri optimistis NPL KUR dapat ditekan dan penyalurannya akan baik.

Hingga akhir kuartal kedua 2013 Bank Mandiri telah menyalurkan KUR senilai Rp 12,16 triliun. Nilai ini tumbuh 40,9 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. KUR disalurkan kepada 237 ribu debitur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement