Senin 29 Jul 2013 20:06 WIB

SBY Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Memburuk

Rep: Esthi Maharani / Red: Citra Listya Rini
Mata uang Rupiah
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Mata uang Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menepis anggapan ekonomi Indonesia sedang memburuk terkait dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dalam akhir-akhir ini. Menurutnya, hal tersebut tidaklah benar. 

"Saya katakan tidak. Itu bisa dijelaskan dibandingkan dengan negara lain. Juga ada yang lebih buruk tetapi tentu ini tidak bisa kita biarkan[;, kita lakukan segala sesuatunya," kata SBY saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/7).

Ia mengatakan Bank Indonesia (BI) saat ini sedang bekerja, pemerintah juga sedang bekerja. Karena itu, tidak perlu panik karena ekonomi secara keseluruhan, termasuk fundamental atau aspek-aspek ekonomi makro masih terjaga. 

"Semua bisa dikelola dan akan terus dilakukan semua upaya," ujar SBY.

Menurut SBY, pelemahan nilai rupiah itu ada kaitannya dengan sejumlah persoalan, seperti neraca pembayaran, impor yang melebihi ekspor, situasi yang seperti ini, kebutuhan dolar yang meningkat. Mungkin juga ada faktor psikologi, kebijakan di Amerika Serikat (AS) kuantitatif, dan sebagian dengan implikasinya.

"Tentu itu sesuatu yang harus kita tangani secara serius. Tapi, semuanya sejauh ini masih bisa kita kelola dan akan terus kita kelola," kata SBY.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan dalam beberapa hari terakhir pergerakan rupiah mulai konvergen ke level keseimbangan baru yang mencerminkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Ia juga meminta agar masyarakat dan pelaku pasar tetap tenang. 

Mata uang rupiah pada Senin (29/7) pagi diperdagangkan pada Rp 10.280 per dolar AS atau melemah 10 poin dibanding posisi sebelumnya Rp 10.270. Sejumlah pihak memperkirakan, rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 10.235 hingga Rp 10.325 per dolar AS sepanjang hari ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement