Jumat 26 Jul 2013 16:22 WIB

12 Investor Siap Tanamkan Modal di KEK Palu-Bitung

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) -- Ilustrasi
Foto: setkab.go.id
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) -- Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Perencanaan Infrastruktur dan Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan bahwa ada 12 investor yang telah menyatakan kesertaannya dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dan Bitung di Sulawesi. "Total ada 12 investor yang siap berinvestasi di KEK Palu dan KEK Bitung, dan nilai investasinya sekitar Rp 53 triliun hingga Rp 54 triliun," kata Luky di Jakarta, Jumat (26/7).

Pernyataan tersebut dia sampaikan usai rapat koordinasi (Rakor) "Evaluasi Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus" di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Menurut Luky, hingga saat ini sudah ada enam investor utama yang hendak menanamkan modalnya di KEK Palu di Sulawesi Tengah, namun nantinya jumlah itu mungkin akan bertambah.

"Sebetulnya sudah cukup banyak investor yang jadi peminat di KEK Palu. Umumnya, dari beberapa komunikasi yang sudah dilakukan, kami sudah yakin bahwa mereka (investor) akan masuk," ujarnya.

Dia mengatakan nilai investasi untu KEK Palu mencapai sekitar Rp 40 triliun, dimana nailai invesatsi itu hanya berasal dari investor utama dan tidak termasuk nilai investasi dari perusahaan-perusahaan kecil. Lebih lanjut dia mengatakan para investor utama untuk KEK Palu itu akan bergerak di beberapa sektor pengembangan, antara lain smelter untuk nikel, logistik, karet, elektronik, dan alat berat.

Luky menyampaikan ada tiga investor terbesar untuk KEK Palu, yaitu BUMN China Nan Li yang bergerak di bidang pengembangan logistik dan produk-produk elektrik, Sinosteel Corporation yang akan membangun smelter nikel, serta Volvo yang bergerak di industri assembling and maintenance (perakitan dan pemeliharaan,red) alat-alat berat.

"Selain tiga leading investor itu, ada juga PT Multistrada Arah Sarana,Tbk yang bergerak di sektor pengolahan karet dan turunannya, Sinotruk untuk industri otomotif, dan satu lagi itu perusahaan sektor industri pengolahan rumput laut dari Singapura," jelasnya.

Selanjutnya, dia memaparkan enam investor yang siap berinvestasi di KEK Bitung, Sulawesi Utara, yaitu PT Brandwood Biomedical, Bitung Industrial Estate, PT Weda Bay Nickel, Lippo Group, Citicorp, dan PT Mapalus Makawanau. Luky mengatakan PT Brandwood Biomedical yang merupakan perusahaan farmasi Amerika sudah menyatakan keseriusan untuk berivestasi dan sudah mempunyai kantor perwakilan di Manado.

"Kemudian, Bitung Industrial Estate bergerak di bidang logistik dan industri perikanan. Sementara itu, PT Weda Bay Nickel bergerak di sektor logistik alat-alat penambangan dan memiliki pertambangan di Halmahera, Sulawesi Utara," ungkapnya.

"Sedangkan, Lippo Group itu untuk aneka industri dan logistik. Mereka telah memiliki kantor perwakilan di Manado untuk menyiapkan rencana investasi di KEK Bitung," tambahnya.

Selain itu, dua investor utama lainnya adalah Citicorp yang bergerak di sektor aneka indutri dan PT. Mapalus Makawanau yang berkecimpung di industri karbon aktif. "Dari komunikasi yang kami lakukan, para investor ini sudah mengkonfirmasi dan mereka pasti masuk dan sudah sangat menunggu ketetapan dari KEK Bitung," kata Luky.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement