Selasa 23 Jul 2013 16:28 WIB

Perlu Pembatasan Impor Bawang yang Memihak Petani

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Nidia Zuraya
Bawang Merah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bawang Merah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --Harga bawang merah memang mahal, termasuk cabai rawit. Kondisi ini terjadi karena kondisi panen dan musim tanam yang tidak menentu, sehingga perlu ada terobosan untuk antisipasi harga yang melambung.

Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) mengusulkan adanya jaminan stok oleh Kemendag minimal 3 bulan sebelum hari keagamaan. Sekjen PPNSI Riyono menyampaikan alasan kenapa harus tiga bulan sebelumnya. "Ini model. antisipasi agar tidak merugikan petani saat panen karena rencana impor sudah tertata dengan baik," kata Riyono dalam rilis kepada ROL, Selasa (22/7).

Riyono juga menyatakan perlu adanya pembatasan impor yang lebih berpihak kepada petani, jangan sampai saat petani panen barang impor masuk. "Ini sangat merugikan petani," katanya.

Adanya kebijakan politik yang berpihak kepada petani akan mampu meredam gejolak harga yang selalu terjadi saat hari besar agama. PPNSI juga mengusulkan adanya harga eceran tertinggi (HET) untuk bahan pangan yang rawan akan gejolak menjelang hari besar agama. HET diperlukan agar pedagang tidak seenaknya sendiri menaikkan dan menurunkan harga. Dengan adanya HET akan memberi kepastian harga untuk petani, menyehatkan sistmen pasar yang cenderung oligopsonik dan dikuasasi oleh pemodal serta membangun optimisme petani untuk terus bertani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement