REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) tidak akan menaikan suku bunga kreditnya. Padahal, Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuan BI Rate menjadi 6,5 persen. Beberapa bank juga telah merespons dengan menaikan bunga deposito dan bunga kredit.
Direktur Utama BRI, Sofyan Basyir, mengatakan bunga kredit akan tetap walaupun BI rate telah naik. "Kami masih untung. NIM (net interest margin) masih lebar," ujar Sofyan, Senin (22/7) petang.
Agar tetap meraup untung, BRI juga akan melakukan efisiensi ke dalam. Salah satunya dari segi operasional, yakni dengan memanfaatkan likuiditas dengan lebih baik. Sofyan mengaku likuiditas BRI berada di posisi yang aman. Selain itu, BRI juga memiliki fee based income yang tinggi.
Posisi akhir Mei 2013, BRI menetapkan suku bunga dasar kredit (SBDK) kredit korporasi di level 9,75 persen, ritel 11,5 persen, mikro 19,25 persen, konsumer KPR 10 persen, dan konsumer non KPR 12 persen.