REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Ina Primiana mengkritik tindakan pemerintah yang tidak mau susah dengan mengambil keputuan untuk mengimpor produk hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit.
Ina mengatakan, sebenarnya masalah importasi daging sapi belumlah selesai . Dia menjelaskan, ada pedagang yang menolak menjual daging importasi itu karena pasokan yang dimiliki masih utuh. Permasalahan lainnya yaitu daging impor itu dipertanyakan kehalalannya. Kini persoalan-persoalan itu ditambah dengan mudahnya keputuan pemerintah membuka keran impor cabai dan bawang merah.
‘’Saya bingung melihat tindakan pemerintah yang melakukan importasi bawang merah dan cabai rawit tetapi tidak memperbaiki kondisi di dalam negeri. Ada apa dengan pertanian kita?’’ ujarnya saat dihubungi ROL, Senin (22/7).
Dia menegaskan, importasi bisa dilakukan jika produksi produk hortikutura itu memang tidak ada. Namun seharusnya pemerintah bisa belajar dari pengalaman tersebut, dan mengantisipasinya. Sehingga angka impor semakin tahun semakin kecil. Namun faktanya, saat ini nilai impor semakin tahun bertambah besar. ‘’Kalau kata saya, pemerintah tidak mau susah, dan mengambil keputuan dengan mudah. Indonesia kan luas, seharusnya dipersiapkan pemerataan, manajemen stok, dan basis produksinya,’’ kata Ina.
Dia menambahkan, Indonesia adalah negara yang tidak terlalu kaya, namun mengalami defisit yang terlalu banyak akibat impor. Ina khawatir, efek terburuk jika pemerintah terus-menerus mengimpor dapat membuat Indonesia menjadi ketergantungan. Selain itu, dengan masuknya produk impor dapat membuat mata penaharian petani produk hortikultura terancam. Hal ini dikarenakan petani harus bersaing dengan produk impor. ‘’Padahal, negara maju seperti Amerika Serikat (AS) saja mengatakan bahwa impor dapat memiskinkan negara,’’ ujarnya.
Disinggung mengenai impor yang dilakukan karena anomali cuaca, Ina menjelaskan bahwa permasalahan tersebut bisa disiasati seiring dengan perkembangan teknlogi yang semakin maju. Dia mencontohkan negara-negara tropis lain yang mengalami masalah serupa seperti Indonesia yaitu Malaysia, Vietnam, dan Thailand berhasil tetap memproduksi komoditas itu. ‘’Bahkan Vietnam sampai mampu mengekspor cabai rawit dan bawang merah ke Indonesia,’’ ujarnya
Dia optimistis permasalahan itu dapat diselesaikan. Apalagi, dia menambahkan, banyak orang Indonesia yang pandai. ‘’Kita punya ahli (pertanian) dalam manajemen di lapangan seperti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), atau Universitas Padjajaran (Unpad),’’ katanya. Ina menontohkan, permasalahan masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan rumah kaca.