REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan terjadi peningkatan kebutuhan uang tunai dan sistem pembayaran non-tunai pada Lebaran 2013. Tahun ini diperkirakan kebutuhan uang tunai akan terjadi kenaikan sekitar 20 persen.
Bank sentral memperkirakan kebutuhan uang masyarakat periode Ramadhan dan Idul Fitri 2013 sebesar Rp 103,1 triliun atau meningkat sebesar Rp 17,4 triliun dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Kebutuhan Uang Pecahan Besar/UPB diproyeksikan sebesar Rp 93,4 triliun dan Uang Pecahan Kecil/UPK diproyeksikan sebesar Rp 9,7 triliun.
"Bank Indonesia meyakini dapat memenuhi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Lebaran tahun ini, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," begitu keterangan tertulis bank sentral pada Rabu (10/7).
Infrastruktur dan layanan sistem pembayaran non tunai juga telah disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai (RTGS, Kliring) yang volume transaksinya selalu meningkat rata-rata 14 persen di atas transaksi normal harian.
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, sejak 1 Mei 2013, batas maksimum transfer dana melalui Kliring telah ditingkatkan hingga Rp500 juta per transaksi. Batas ini juga didukung dengan sistem transfer dana close to real time 'Si Kilat' (Sistem Kliring Kini Lebih Cepat).
Selain itu, untuk memfasilitasi kebutuhan transfer dana, per tanggal 15 Juli 2013, transfer dana antar jaringan pembayaran domestik (melibatkan perbankan anggota dari jaringan ALTO, ATM BERSAMA dan PRIMA) serta transfer dari orang ke orang (P to P transfer) melalui operator telekomunikasi (Indosat, Telkomsel, dan XL) sudah dapat digunakan.