Senin 08 Jul 2013 14:08 WIB

Hingga Juni, Nilai Komoditas di Resi Gudang Mencapai Rp 179,95 Miliar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Gabah
Foto: Antara/Asep Fagthulrahman
Gabah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sutriono Edi menyebutkan, hingga 25 Juni 2013, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 931 resi dengan total volume komoditas seperti beras, gabah, jagung hingga rumput laut sebanyak 37.250,50 ton. Nilai dari keseluruhan komoditas tersebut adalah Rp 179,95  miliar.

Dia menjelaskan, sistem resi gudang (SRG) sesuai dengan Undang-Undang (UU) nomor 9 Tahun 2006 yang sebagaimana telah diubah dalam UU nomor 9 Tahun 2011 tentang Amandemen UU nomor 9 tahun 2006 mengenai SRG yang merupakan salah satu instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, koperasi tani maupun pelaku usaha seperti pedagang, prosesor, pabrikan sebagai suatu instrumen pembiayaan perdagangan.

“Ini karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha dengan jaminan barang komoditas yang disimpan di gudang,” ujar Sutriono saat pembukaan acara sosialisasi SRG di Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7).

Menurutnya, sejak resi gudang diluncurkan pada tahun 2008 lalu sampai saat ini, sudah dilakukan penerbitan di39 kabupaten atau kota-kota meliputi kota di Jawa Barat seperti Indramayu, Subang, Cianjur. Kemudian Jawa Tengah seperti Pekalongan, Karanganyar, Bantul hingga Demak. Kota-kota di Jawa Timur seperti Jombang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, sampai Banyuwangi. Serta kota di Sulawesi seperti Makassar. Dia menambahkan, komoditas yang dapat disimpan adalah gabah, jagung, beras, kopi dan rumput laut. 

“Hingga 25 Juni 2013, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 931resi dengan total volume komoditas sebanyak 37.250,50 ton,” ucap Sutriono. Jumlah tersebut terdiri dari 32.193,16 ton gabah;  3.737,20 ton beras; 1.084,78 ton jagung; 20,39 ton kopi; dan 215 ton rumput laut. Nilai dari keseluruhan komoditas tersebut adalah Rp 179,95  miliar.

Dia mengakui bahwa transaksi resi gudang menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Jika dibandingkan total penerbitan resi gudang sepanjang tahun 2010 yang hanya 57 resi, pada tahun 2011 penerbitan resi gudang meningkat 370 persen menjadi 268 resi gudang. Untuk tahun ini, per tanggal 25 Juni 2013 resi gudang yang sudah terbit sebanyak 186 resi.

Lebih lanjut Sutriono menuturkan, potensi volume hasil panen petani secara nasional masih cukup besar, sehingga volume komoditas yang disimpan dalam gudang SRG masih dapat ditingkatkan. “Jika dimanfaatkan secara optimal, SRG ini juga berfungsi sebagai salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional,” katanya.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan SRG secara nasional, Kementerian Perdagangan (Kemendagan) bekerja sama dengan pemerintah daerah melakukan pembangunan 97 gudang SRG yang tersebar di  wilayah Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2012, Bappebti melakukan kegiatan pemetaan terhadap gudang milik swasta. Tujuannya adalah untuk memperoleh data mengenai jumlah  gudang milik swasta yang ada di 274 kabupaten dan 16 provinsi di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement