REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya Tbk (Wika) memperoleh kontrak baru pekerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Arun 200 MW. Nilai kontraknya adalah sebesar 81,180 juta Euro dan Rp 321,50 miliar.
Sekretaris Perseroan Natal Argawan mengatakan proyek ini akan berlangsung selama 18 bulan kalender dihitung sejak pertengahan. "Diperkirakan selesari Januari 2015," ujar Natal dalam siaran pers yang diterima ROL, Kamis (27/6).
Lingkup proyek tersebut antara lain pekerjaan mekanikal, listrik, instrumen dan kontrol, pekerjaan sipil dan bangunan, dan perawatan. Selain pembangunan PLTG Arun, perseroan juga baru menandatangani kerja sama usaha patungan bersama Pelindo I dan PT Hutama Karya. Kerja sama tersebut adalah perpanjangan Dermaga Belawan International Container Terminal (BICT) Paket II di Dermaga Ujung Baru Pelabuhan Belawan, Medan.
Lingkup pekerjaan usaha patungan ini meliputi pembangunan dan pengoperasian Dermaga Terminal Petikemas BICT Paket II yang terdiri dari pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, penyediaan fasilitas pendukung, pengusahaan, pengoperasian, dan pemeliharaan. "Terminal khusus ini akan menambah daya tampung dan bongkar muat hingga 400 ribu peti kemas per tahun," ujar Natal.
Beberapa proyek yang telah diperoleh hingga Mei 2013 adalah Proyek Tangki Condensate British Petroleum sebesar 39,82 juta dolar, Proyek Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta Rp 1,79 triliun, Pembangunan University Hospital di Universitas Indonesia Rp 539,26 miliar, Proyek Apartemen Hinggil Surabaya Rp 267 miliar, Apartemen Dharma Husada Rp 259 miliar. Proyek-proyek lainnya adalah Proyek PLTU Cilacap, Proyek PDAM Sunggal, Proyek Pembuatan Bandar Udara Miangas, Proyek Pembangunan Konstruksi Sisi Udara Bandara Samarinda Baru, dan Proyek Penanganan Kali Keruh Brebes.
Hingga Mei Wika telah memperoleh kontrak baru senilai rp 7 triliun. Nilai ini telah mencapai 33,71 persen dari target kontrak baru, yaitu Rp 20,76 triliun. Hingga akhir 2013 Wika menargetkan perolehan laba bersih Rp 555,06 miliar atau tumbuh 21,2 persen bila dibandingkan dengan tahun buku 2012.