REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan bertambahnya jumlah perusahaan yang melepas sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (IPO) dapat memulihkan pasar modal yang sedang bergejolak. "Kehadiran perusahaan baru di BEI semoga memulihkan pasar modal kita," ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Hoesen usai pencatatan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di Jakarta, Rabu (26/6).
Ia menambahkan potensi pertumbuhan industri pasar modal domestik masih cukup tinggi menyusul banyaknya perusahaan yang menyatakan minat untuk melakukan pencatatan saham di BEI. "Potensi pertumbuhan masih tinggi, perusahaan yang sedang dalam proses penawaran umum saham perdana (IPO) pada semester ini ada sekitar tujuh perusahaan," kata dia.
Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meyakinkan perusahaan agar tidak menunda pelaksanaan IPO sehingga pendanaan dari pasar modal untuk melakukan ekspansi dapat terealisasi.
"Diharapkan penundaan IPO tidak ada karena kondisi pasar yang bergejolak, karena pergerakan saham tidak bisa diprediksi," ucap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga S uno mengatakan saat ini merupakan waktu tepat dalam siklus investasi. "Sebagai perusahaan investasi aktif yang mencatatkan sahamnya di BEI, kami memiliki profil unik dalam mempromosikan potensi Indonesia," ujar dia.
Ia mengemukakan dana hasil pelaksanaan IPO Saratoga untuk meningkatkan nilai portofolio perusahan yang ada dan mengembangkan serangkaian rencana investasi dalam tiga sektor, yakni produk konsumen dan pelayanan, sumber daya alam serta infrastruktur. Sementara pada awal perdagangan saham SRTG, Rabu (26/6) tercatat turun sebesar 3,64 persen menjadi Rp 5.300 dibanding harga perdana sebesar Rp 5.500 per saham.
Saratoga merupakan emiten ke 15 yang mencatatkan sahamnya di tahun ini, sementara total perusahan tercatat 470. Perseroan melepas sebanyak 271,29 juta saham baru atau sekitar 10 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, dana yang didapat dari IPO sekitar Rp 1,49 triliun.