Senin 17 Jun 2013 07:51 WIB

Kredit Properti Tumbuh Subur

Rep: Satya Festiani/ Red: M Irwan Ariefyanto
Property project (illustratration)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Property project (illustratration)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kredit properti tetap tumbuh signifikan di tengah perlambatan ekonomi. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tipe di atas 70 meter persegi pertumbuhannya meningkat dari 39,8 persen di bulan Maret menjadi 45,1 persen di bulan April.

Sementara Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) untuk flat tipe 22 sampai 70 meter persegi pertumbuhannya naik dari 79,6 persen di bulan Maret menjadi 83,8 persen di bulan April. Pertumbuhan kredit untuk flat di atas 70 meter persegi naik dari 70,4 persen di bulan Maret menjadi 71,4 persen di bulan April.

Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Perbankan, Halim Alamsyah, mengatakan pertumbuhan kredit properti didorong oleh permintaan. "Permintaan terhadap KPR memang tinggi, terutama yang harganya mahal. Lebih cepat memang yang di atas 70 meter persegi," ujar Halim, Ahad (16/6). KPR untuk tipe rumah di atas 70 meter persegi pangsanya terhadap total KPR adalah 37 persen.

BI mengaku tengah mewaspadai pertumbuhan kredit di sektor-sektor properti tersebut. Halim belum melihat adanya potensi bubble. Ia mengatakan pertumbuhan kredit properti disebabkan oleh basisnya. Porsi kredit properti di neraca bank masih kecil.

Dalam konteks stabilitas sistem keuangan (SSK), kenaikan kredit properti belum berpengaruh signifikan terhadap kondisi neraca bank. Namun, BI tetap menyoroti dampaknya terhadap meningkatnya jumlah kredit bermasalah (NPL).

Halim mengimbau agar bank lebik berhati-hati dan tidak terlalu percaya diri. Bank juga disarankan untuk tidak menurunkan standar pemberian kreditnya walaupun porsi kredit properti terhadap keseluruhan kredit perbankan kurang dari 10 persen. Kondisi ini berbeda dengan beberapa negara lain, yang bisa berkisar 60 persen-70 persen dari total kredit.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Bidang Pengawasan Moneter dan Rupiah, Perry Warjiyo, mengatakan sektor properti saat ini sedang bullish. Oleh karena itu, BI tengah mempersiapkan penguatan kebijakan makroprudensial untuk mencegahnya resiko yang berlebihan di sektor-sektor tertentu. "Sedang dikaji kemudian mempersiapkannya," ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement