Rabu 12 Jun 2013 11:50 WIB

Ditugasi Impor Daging, Bulog Mengaku Baru Tahap Penjajakan

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Daging impor (Ilustrasi)
Foto: CORBIS
Daging impor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) belum mulai melakukan pemesanan terkait penugasannya sebagai stabilisator daging. Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso mengatakan Bulog baru sekadar menjajaki kerja sama dengan pemasok daging. Ada sekitar 20 pemasok daging yang telah didekati Bulog sebagai persiapan melakukan impor.

Saat ini Bulog tengah menunggu surat rekomendasi dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Hari ini Bulog baru menerima salinan surat penugasan dari Kementerian Pertanian (Kementan). Meskipun demikian, rekomendasi Kementan belum ditandatangani Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). "Disitu (Permentan) tidak ada penunjukan khusus Bulog, hanya disebutkan BUMN," ujarnya kepada ROL, Rabu (12/6). 

Sebelum Bulog memiliki kelengkapan surat, pihaknya hanya bisa menunggu. Bulog tidak mau mengambil resiko melanggar peraturan pemerintah dengan mulai mengimpor daging tanpa surat yang jelas. "Kalau belum keluar Permendag, nanti bagaimana di karantina? Bagaimana juga di bea cukai?," ujarnya.

Seharusnya surat-surat terkait penugasan Bulog bisa diproses dengan lebih cepat. Sutarto menilai pemesanan daging impor untuk menjaga harga jelang Lebaran sudah dilakukan sebulan yang lalu. Nantinya dibutuhkan waktu sekitar sebulan sampai daging impor tiba di Indonesia.

Sutarto pun belum mengetahui kepastian jumlah daging yang bisa diimpor Bulog. Kuota daging impor ditentukan oleh Kemendag dan Kementan. Bulog hanya pelaksana teknis untuk mendistribusikan daging tersebut ke masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement