Selasa 11 Jun 2013 10:24 WIB

Akibat Unjuk Rasa, Libya Kehilangan Produksi Minyak 250 Ribu Barel

Ladang Minyak
Ladang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Protes yang terjadi di ladang minyak Libya telah mengakibatkan negara itu kehilangan produksi 250 ribu barel per hari (bph), demikian pernyataan resmi yang disampaikan Menteri Perminyakan Libya Abdelbari al-Arussi, Senin (10/6) waktu setempat.

"Produksi minyak Libya telah dipengaruhi aksi duduk pengunjuk rasa yang telah menghentikan produksi dan menyebabkan berkurangnya produksi 250 ribu barel per hari," kata Arussi dalam pernyataannya yang disiarkan oleh kantor berita LANA.

Unjuk rasa telah terjadi di terminal-terminal di Al-Harriga di Tobruk dan Zueitina di timur, dan di ladang minyak Al-Fil di Ubari di selatan, kata Arussi. Namun, Arussi tidak memberikan rincian alasan unjuk rasa tersebut, tetapi mengatakan bahwa protes ini mempengaruhi ekonomi Libya, yang tergantung pada sumber daya minyak dan gas.

Arussi juga memperingatkan terhadap setiap gangguan di sektor ini yang dapat menyebabkan penundaan dalam pembangunan negara. Ekonomi Libya bergantung pada hidrokarbon, yang menyumbang lebih dari 80 persen dari PDB dan hingga 97 persen dari ekspornya.

Sebelum pemberontakan 2011 yang menggulingkan diktator veteran Muamar Gaddafi, produksi minyak Libya mencapai 1,6 juta barel per hari. Angka ini turun menjadi hampir tidak ada selama terjadinya pemberontakan. Tetapi beberapa bulan setelah penggulingan rezim Muamar Gaddafi pada Oktober 2011, produksi nyaris kembali ke tingkat sebelum pemberontakan tersebut.

Arussi juga mengumumkan pembentukan dua perusahaan minyak baru di selatan negara itu. "Salah satu perusahaan, yang akan menyuling minyak, akan berbasis di Ubari dan akan memiliki kapasitas antara 30 ribu dan 50 ribu barel per hari," kata Arussi.

Dia menambahkan bahwa perusahaan kedua, untuk eksplorasi, pengeboran dan mengekspor minyak dan gas, akan didirikan di Sebha, wilayah di selatan Libya. Kedua perusahaan itu akan menjadi anak perusahaan dari perusahaan milik negara Libyan National Oil Company. Produsen minyak terbesar keempat di Afrika, Libya, mengimpor 70 persen dari kebutuhan produk minyak olahannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement