Senin 10 Jun 2013 09:38 WIB

Pembiayaan Syariah Tumbuh Pesat di London

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Gatehouse Bank, bank syariah yang berbasis di Kota London, Inggris.
Foto: abnxcess.com
Gatehouse Bank, bank syariah yang berbasis di Kota London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bisnis pembiayaan meningkat pesat di London. Meski pembiayaan berbasis prinsip syariah masih tergolong baru di sana, namun ini adalah segmen yang terus tumbuh.

Ini terlihat dari meningkatnya jumlah bank syariah yang didirikan di London. "Kami sangat tertarik London mengembangkan usaha di bidang ini," ujar Wakil Walikota London (Bidang Kebijakan dan Perencanaan), Sir Edward Lister seperti dikutip Business Times, Senin (10/6).

Nampaknya keinginan mengembangkan keuangan syariah terbuka lebar mengingat akan diselenggarakannya World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-9 di London pada 29-31 Oktober 2013. Forum ini akan mendorong London untuk melihat berbagai bentuk pembiayaan termasuk keuangan syariah.

Ini akan menjadi pertama kalinya Yayasan WIEF membawa forum tersebut ke negara non Muslim. "Kami sangat bangga," kata Lister.

Forum akan diadakan di ExCel London dengan tema 'Hubungan Baru Mengubah Dunia' untuk merangkum munculnya hubungan ekonomi baru di antara negara-negara di seluruh perbatasan, agama dan budaya dalam dunia yang cepat berubah.

Lister mengatakan forum juga akan mengekspos bisnis Inggris ke segmen halal miliaran pound serta memberi mereka kesempatan untuk mengambil bagian dalam bisnis. "Peluang bisnis ini mengarah pada penciptaan lapangan kerja dan kemakmuran," ujarnya.

Diskusi akan mencakup berbagai topik termasuk perbankan, makanan, budaya, seni, perempuan dalam bisnis, dan pengusaha muda. Lister berujar ada kesempatan besar di bidang teknologi informasi (TI) di London. Di sebelah timur kota London, sekitar  3.500 perusahaan IT mempekerjakan 40 ribu pekerja yang dapat ditemukan di hanya satu daerah kecil.

Sementara itu, seni dan budaya, dalam arti luas, merupakan sektor terbesar dalam perekonomian London. "Segmen ini juga bagian besar dari konferensi WIEF karena kebudayaan adalah bisnis dan selalu bersama," ucap Lister.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement