REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pemerintah secara resmi menunjuk Perum Bulog untuk terlibat pada bisnis sapi impor. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan pihak Bulog bahkan meminta agar bisa mengimpor daging untuk seterusnya.
"Bulog menginginkan jangan hanya sementara namun ia meminta kesempatan untuk jadi importir," ujar Mentan saat mengunjungi tempat penggemukan sapi potong di Teluk Naga, Banten, Selasa (28/5).
Penunjukan Bulog sebagai stabilisator harga daging sekrang ini bersifat darurat. Pemerintah akan memantau apakah solusi jangka pendek ini berjalan efektif. Bulog dinilai tepat untuk diberikan kuota impor dibandingkan pihak swasta. Pemerintah khawatir pihak swasta justru memanfaatkan momen Lebaran untuk mendulang untung yang terlampau besar.
Bulog menurutnya telah melakukan persiapan untuk bergelut di bisnis ini. Mentan menyakini Bulog memiliki perhitungan yang matang. Sebagai pelaku bisnis, Bulog tentunya harus mendapatkan juga keuntungan dari pemasukan daging impor ini. Nantinya Bulog tidak akan diistimewakan dari importir lainnya. Pemerintah tidak akan memberikan subsidi untuk Bulog terkait bisnis daging impor.
Pemerintah pun menjamin daging yang diperoleh Bulog untuk operasi pasar tidak merembes ke sembarang tempat. Tambahan daging impor ini terbatas hanya untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Operasi pasar nanti akan dilangsungkan di kelurahan-kelurahan."Jadi bukan di pasar ya. Operasi pasar ini untuk mesyarakat yang daya belinya rendah," ujar Mentan.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi mengatakan pihaknya masih menungu surat permohonan Bulog sebagai Importir Terdaftar (IT). Surat ini dibutuhkan setiap importir agar dapat melakukan pemasukan daging impor. Kementrian Perdagangan (Kemendag) juga belum mengetahui produk impor jenis apa yang diinginkan Bulog.