REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) PT Asuransi Binagriya Upakara membukukan laba Rp 7 miliar hingga April 2013. Nilai ini telah mencapai 50 persen dari target laba perseroan.
"Kami targetkan laba sampai akhir tahun Rp 14 miliar," ujar Direktur Teknik Binagriya Dadang Sukresna, Senin (27/5) sore. Nilai target akhir tahun perseroan ini tumbuh sekitar 11 persen bila dibandingkan realisasi 2012, yaitu sebesar Rp 12,6 miliar.
Perolehan laba tersebut ditopang oleh perolehan premi bruto yang sudah mencapai 30 persen dari target perseroan. Secara year on year premi di kuartal pertama ini tumbuh 11 persen. Tahun ini Binagriya menargetkan perolehan premi bruto sebesar Rp 100 miliar atau naik 16 persen dari realisasi tahun sebelumnya.
Dadang mengungkapkan di triwulan pertama kinerja perseroan biasanya tidak terlalu agresif. Pertumbuhan signifikan baru dimulai di penghujung tahun. Hal ini hampir terjadi di seluruh industri.
Binagriya mencatat 60 persen dari captive market perseroan berasal dari induk perusahaan, yaitu BTN. Sisanya berasal dari broker, penjualan langsung kepada nasabah, dan keagenan.
Tidak seperti perusahaan asuransi pada umumnya, keagenan tidak mendominasi jalur distribusi perseroan. Agen hanya menyumbang 10 persen dari total premi. Dadang mengakui jalur keagenan sudah ada sejak lama namun baru diaktifkan kembali tahun ini. "Tahun ini kami targetkan 20 persen perolehan premi dari keagenan," kata dia.
Binagriya tahun ini akan menambah dua kantor cabang lagi. Kantor ini rencananya akan di bangun di wilayah Jawa Timur, Bali atau Sumatra. Kantor pemasaran di Sumatra baru ada di Pekan Baru, kata Dadang.
Sebanyak 50 persen perolehan premi didapat dari sektor perlindungan properti. Hal ini sejalan dengan bisnis perseroan yang masih melindungi nasabah-nasabah induk perusahaan. Sisanya diperoleh dari lini kendaraan sebesar 24 persen. Sisanya dari marine kargo, engineering, dan lain-lain.
Dadang menambahkan tahun ini perseroan belum akan menyuntik modal untuk memenuhi aturan minimal modal dari regulator. Perseroan akan mengambil porsi dari keuntungan yang ditahan untuk menambah modal. "Dan dengan cara ini kami optimistis modal Binagriya mencapai Rp 100 di 2014, sesuai ketentuan," kata dia.