REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan bank sentral memiliki beragam tantangan ke depan yang tetap harus diwaspadai antara lain pada sektor moneter, sistem keuangan dan perbankan, serta sistem pembayaran.
"Kita bisa memilah tantangan BI yaitu sektor moneter, sistem keuangan dan perbankan, serta sistem pembayaran. Semuanya berkenaan dengan sektor riil, dan seluruh wilayah itu saling berinteraksi," kata Darmin Nasution dalam Rapat Kerja mengenai Kinerja Bank Indonesia 2009-2013 dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (21/5).
Menurut Darmin, untuk menjawab tantangan pada beragam sektor itu, organisasi BI harus lentur baik dalam mengambil kebijakan maupun berkordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Di sisi lain, ia menyampaikan BI perlu untuk tetap kokoh menghadapi kompleksitas masalah-masalah di sektor keuangan.
"BI dituntut menjalin koordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah," ujar Darmin.
Ia menambahkan tantangan BI di sisi moneter yakni harus menjaga stabilitas harga dan nilai tukar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan inklusif. Darmin mengatakan itu tidak mudah karena ada persoalan menyangkut arus modal yang volatile, nilai tukar fluktuatif, neraca transaksi berjalan yang defisit, serta adanya inflasi dari volatile foods.
"Di sisi lain memburuknya neraca pembayaran dan meningkatnya ekspektasi inflasi juga mempengaruhi pelaku pasar dan harus diwaspadai," imbau Darmin.
Masa kerja Darmin sebagai Gubernur BI akan selesai bulan ini. Kursi Gubernur BI selanjutnya akan diisi oleh Agus Martowardojo yang akan dilantik dalam waktu dekat.