REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (BCA) optimistis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan meningkat sebesar 25-30 persen pada 2013. Pertimbangannya, Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat Indonesia yang meningkat.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, tingginya PDB meningkatkan potensi masyarakat untuk memiliki mortgage dan KPR. BCA memiliki strategi untuk meningkatkan KPR.
"Konsentrasi KPR BCA di kota-kota besar," ujar Jahja di Menara BCA, Rabu (15/5).
Ia menjelaskan masyarakat di Indonesia, khususnya kota-kota besar, tidak terpengaruh oleh uang muka (DP) minimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). BI mengatur DP KPR minimal sebesar 30 persen.
Malah, ujarnya, nasabah umumnya membayar DP sebesar 50 persen. "Mereka umumnya sebagai investor. Membeli rumah untuk anak-anak mereka," ujar dia.
BCA mengaku menghindari kredit untuk KPR di daerah. Karena KPR di daerah-daerah terjegal oleh pasokan dan permintaan. Permintaan properti lebih rendah dibandingkan perkotaan.
KPR BCA tahun ini tidak mengalami perlambatan. Padahal, berdasarkan data BI, kredit properti per Maret 2013 melambat. Kredit properti hanya tumbuh 20,34 persen per Maret, padahal kredit properti per Maret 2012 tumbuh 28 persen. Kinerja KPR juga melambat. KPR hanya tumbuh 15,8 persen per Maret 2013.
Sedangkan tahun sebelumnya tumbuh 33,3 persen. Di sisi lain, kinerja Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) meningkat. Per Maret 2013, KPA tumbuh 78,2 persen. Sedangkan tahun lalu, KPA tumbuh 42,1 persen hingga Maret 2012.