REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate pada level 5,75 persen. Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014 sebesar 4,5 persen ± 1 persen.
"BI tetap mewaspadai tekanan inflasi yang berasal dari kenaikan ekspektasi inflasi terkait dengan rencana kebijakan harga BBM yang akan ditempuh pemerintah," kata Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat, Budianto, dalam keterangan tertulis yang dilansir BI, Selasa (14/5).
BI akan melanjutkan penguatan operasi moneter melalui penyerapan likuiditas yang lebih besar ke tenor yang lebih jangka panjang. Penguatan operasi moneter juga bertujuan untuk mendukung kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan tingkat fundamentalnya.
Kebijakan ini didukung dengan langkah-langkah lanjutan untuk pendalaman pasar keuangan, khususnya pasar valuta asing. BI akan mempublikasikan kurs referensi spot rupiah ataudolar AS atau Jakarta interbank spot dollar rate (JISDOR) dalam waktu dekat.
BI juga akan mewaspadai sejumlah risiko terhadap tekanan inflasi maupun nilai tukar serta menyesuaikan respon kebijakan moneter bila diperlukan.
"BI akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk meminimalkan potensi tekanan inflasi dan mengelola defisit transaksi berjalan," ujar Budianto.