REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Dharma Satya Nusantara (DSN) akan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta lembar saham baru pada initial public offering (IPO). Nilai tersebut setara dengan 21,32 dari modal disetor perseroan setelah IPO.
"Saham ditawakan di kisaran Rp 1.780-2.150 per lembar saham," ujar Direktur BCA Sekuritas, Imelda Arismunandar, Rabu (5/8). Dana yang diperoleh dari hasil IPO diperkirakan Rp 1,07 triliun.
Direktur Utama DSN, Djojo Boentoro, mengungkapkan 50 persen dari dana hasil IPO akan dipakai untuk kegiatan penanaman baru dan pembangunan dua pabrik baru di Muara Wahau. Sekitar 30 persen akan dipakai untuk pembayaran sebagian pinjaman perbankan. Sisa dana IPO digunakan untuk relokasi pabrik pengolahan kayu dan modal kerja perseroan.
Saat ini perseroan memiliki empat area perkebunan yang tersebar di Kalimantan dan Papua. Perseroan memiliki lahan 56.716 hektar di Kalimantan Barat, 91.532 hektar di Kalimantan Timur, 16.130 hektar di Kalimantan Tengah, dan 16.726 hektar di Papua. Perseroan juga memiliki cadangan lahan seluas 181.104 hektar dengan area tertanam seluas 61.052 hektar.
Djojo menambahkan, dalam tiga tahun ke depan perseroan akan melakukan penanaman baru di atas lahan 27 ribu hektare dan membangun dua pabrik berkapasitas 60 ton per jam. Rencananya pabrik akan dibangun di Kalimantan Timur. Untuk rencana tersebut perseroan memerlukan dana sebesar 270 juta dolar AS. Dana ini akan digunakan perseroan sebagai belanja modal hingga 2015.