REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER--Peternak berharap pemerintah segera menyediakan kapal ternak khusus untuk pengangkutan sapi hidup. Selama ini perpindahan sapi antar pulau menggunakan kapal barang yang menyebabkan kesusutan ternak cukup besar.
Susut ternak sekitar 15 sampai 20 persen sekali jalan. "Biaya transportasi bukan biaya transportasi saja, tapi waktu susutnya," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia, Yudi Guntara, Rabu (8/9).
Salah satu negara yang telah memiliki fasilitas ini yaitu Australia. Dengan menggunakan kapal khusus ternak, bobot sapi justru bisa naik 10 persen. Biaya susut ini akhirnya dibebankan kepada konsumen dlaam bentuk harga sapi. Hanya saja tambahan biaya ini tidak dinikmati pula oleh peternak di daerah.
Kapal khusus menjadi tempat yang nyaman untuk ternak. Rancangan kapal dilengkapi dengan ventilasi dan memastikan pakan ternak terjamin.
Suhu dan kelembapan lambung kapal pun cocok untuk ternak. "Minum dan makan tersedia, kelempapan diatur, suhu juga diatur," kata Yudi.
Kondisi saat ini, satu kapal barang dapat mengangkut 100 hingga 300 ekor sapi sekali jalan. Semakin jauh daerah produksi, semakin besar pula susut yang dialami ternak. Biaya transportasi memakan hampir 20 persen kesleuruhan produksi.
Dalam perjalanan darat, ternak diangkut dengan menggunakan truk. Satu truk dapat mengangkut maksimal 300 ekor sapi. Biaya susut sapi dengan menggunakan jalan darat bisa mencapai Rp 400 juta sekali jalan.