REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Taspen (Persero) menargetkan laba bersih pada tahun 2013 sebesar Rp 626 miliar. Target tersebut naik sekitar 41,31 persen dibanding realisasi laba tahun 2012 sebesar Rp 443 miliar.
"Tingginya pertumbuhan laba pada 2013 antara lain didorong kemampuan perseroan meningkatkan kualitas pelayanan, dan pendapatan investasi," kata Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro usai serah terima jabatan dari Direktur Utama sebelumnya, Agus Haryanto di Gedung Kantor Pusat Taspen Jakarta, Senin (6/5).
Menurut Iqbal yang juga mantan Direktur Utama Bank BTN ini, pada tahun 2013 perseroan menargetkan pencapaian jumlah aset sebesar Rp 137 triliun atau naik sekitar 11,38 persen dibanding realisasi pencapaian aset 2012 sebesar Rp 123 triliun. Iqbal yang menjadi Direktur Utama Taspen sejak 1 Mei 2013 ini menambahkan, setidaknya tiga perspektif yang akan dijalankan dalam mengembangkan BUMN tersebut.
Tiga perspektif tersebut adalah peningkatan kinerja untuk kepentingan pemberi kerja (pemerintah), peningkatan penerima manfaat dan peningkatan kesejahteraan pegawai yang mengelola aset.
Sementara itu, Direktur Keuangan Taspen Tri Lestari menuturkan hingga 31 Maret 2013 total investasi sudah mencapai Rp 102 triliun. Alokasi dilakukan ke dalam instrumen investasi meliputi obligasi sekitar Rp 74 triliun, deposito Rp 21,6 triliun, saham Rp 4 triliun, sedangkan sisanya dalam bentuk penyertaan langsung pada anak usaha maupun properti.
Hingga triwulan I 2013 total hasil investasi mencapai Rp 2,03 triliun, atau mencapai sekitar 44 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 4,6 triliun sepanjang 2013. Pencapaian hasil investasi triwulan I 2013 sebesar Rp 2,03 triliun tersebut melonjak 19,41 persen dibanding hasil investasi periode sama tahun 2012 sebesar 19,41 persen.
Direktur Invetasi Taspen, Taufik Hidayat menambahkan mulai tahun 2013 akan meningkatkan investasi pada obligasi sukuk dan Surat Utang Negara (SUN). "Peningkatan investasi pada obligasi dan sukuk di pasar uang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pendapatan perusahaan," ujarnya.
Menurut Taufik, kebijakan peningkatan investasi pada obligasi korporasi dan SUN sejalan dengan besarnya volume SUN dan obligasi yang diterbitkan korporasi. Meski demikian Taufik tidak merinci lebih lanjut obligasi perusahaan apa saja yang akan dibeli perusahaan. Ia hanya menjelaskan, SUN dan obligasi akan lebih aman, dengan bisa menghasilkan imbal hasil di atas 10 persen.
Pada tahun 2013, jumlah peserta penerima pensiun Taspen mencapai 2,3 juta, dari total peserta aktif 4,6 juta orang PNS. Saat yang bersamaan pembayaran pensiun ditargetkan mencapai Rp 65 triliun, sementara hingga triwulan I 2013 sudah mencapai sekitar Rp 13,3 triliun.