Rabu 01 May 2013 21:12 WIB

Apindo: Sulit untuk Tidak Menaikkan BBM

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Konsumen mengisi BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU.
Foto: Antara/Reno Esnir
Konsumen mengisi BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) sebenarnya. sudah menyetujui kenaikan harga BBM. Hanya saja pemerintah akhirnya membatalkan rencana penetapan dua harga.

Baru-baru, menurut ketua dewan pengurus harian Apindo,   bidang pengupahan dan jaminan sosial, Haryadi Sukamdani dia juga mendengar komentar orang-orang di radio El Shinta, Jakarta yang rata-rata menyetujui harga BBM naik.

Dia menambahkan, memang suara masyarakat itu tidak mewakili masyarakat Indonesia secara keseluruhan. 

“Tapi situasinya memang tidak mungkin kalau tidak menaikkan BBM. Subsidi yang dikeluarkan juga semakin besar,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (1/5) di Jakarta.

Dia tak menampik setelah harga BBM dinaikkan memang bisa memicu Inflasi dan membuat penurunan penjualan.

“Tapi, titik keseimbangan harga akan tercapai. Biasanya titik keseimbangan harga terjadi dalam tiga bulan,” ucapnya.

Karena itu dalam menghadapi masalah BBM seharusnya dipikul bersama. Dia menuturkan, perkara kenaikan harga BBM sebenarnya pernah diusulkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada akhir 2011.

“Saat itu Kadin mengusulkan harga BBM naik secara bertahap." ujarnya. C 62 / Rr. Laeny Sulistyawati Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat IND

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement