Selasa 30 Apr 2013 12:13 WIB

SBY: Subsidi BBM Memang Terlalu Berat

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, subsidi BBM sudah terlalu memberatkan pemerintah. Ia mengatakan kalau tidak dilakukan sesuatu, perekonomian tidak bisa dijaga dengan baik dan rakyat akan mendapatkan kesulitan. 

"Saya harus mengatakan dengan gamblang bawa subsidi BBM memang terlalu berat," katanya saat membuka acara Musrembang, Selasa (30/4). 

Ia menegaskan kenaikan harga BBM adalah jalan terakhir yang diambil pemerintah karena tak ada pilihan lain yang memungkinkan. Namun, menaikan harga pun tetap memerlukan perhitungan tepat. 

"Caranya dengan menaikan harga BBM dengan terbatas dan terukur karena tidak ingin dan tidak punya niat sekarang ini menaikannya hingga setara dengan harga pasar atau harga keekonomian," katanya. 

Ia pun menjabarkan besaran subsidi BBM dalam APBN. Penerimaan pemerintah mencapai Rp 1529,7 triliun. Belanja negara Rp 1683,0 triliun. Defisit Rp 153,3 triliun (1,65 persen PDB). Subsidi total Rp 317,2 triliun. Untuk subsidi BBM mencapai Rp 192,8 triliun. 

"Jika tidak dikendalikan. Subsidi total Rp 446,8 trilun. Subsidi BBM Rp 297,7 triliun. Defisit Rp 353,6 triliun (3,83 persen PDB). Angka tersebut dengan catatan harga premium Rp 4.500/liter dan harga keekonomian Rp 10 ribu," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement