Jumat 26 Apr 2013 15:28 WIB

SBY: Jika Dua Harga BBM Berisiko Besar, Tidak Mungkin Diambil

Rep: Esthi Maharani/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak menutup mata tentang baik-buruknya kemungkinan menerapkan dua harga BBM dalam kebijakannya kelak.

Ia menjelaskan pilihan untuk dua harga muncul dengan landasan yang mampu dan yang kaya subsidinya dikurangi, sedangkan yang tidak mampu sementara dipertahankan sampai suatu saat daya belinya meningkat.

Tetapi, jika dalam perkembangannya hal tersebut dianggap tidak memungkinkan, SBY pun belum tentu akan mengambil kebijakan tersebut. “Apakah memungkinkan secara teknis di lapangan diberlakukan sistem dua harga itu? Kalau memang tidak memungkinkan, risikonya terlalu besar, tentu tidak mungkin itu pemerintah pilih,” katanya saat memberikan keterangan pers setelah mendapatkan laporan dari Wakil Presiden, Boediono dan menteri KIB II di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat (26/4).

Ia mengatakan masih menunggu laporan lengkap terkait kebijakan BBM dari kementerian terkait. Namun, hal yang ditegaskan SBY, pemerintah tetap berkeinginan menjaga kesehatan fiskal, kesehatan APBN dengan mengurangi subsidi BBM.

“Manakala harga itu berlaku bagi semua, maka sekali lagi untuk kesekian kalinya saya katakana rakyat yang miskin dan tidak mampu wajib dapatkan bantuan langsung, wajib dapat proteksi sosial,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement