Jumat 26 Apr 2013 11:59 WIB

ESDM Selesaikan Persiapan Regulasi Kenaikan Harga BBM

BBM Subsidi
BBM Subsidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan akan menyelesaikan persiapan regulasi sebelum menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Terkait kepastian waktu pemerintah untuk menaikkan harga BBM, Edy mengatakan di Jakarta, Jumat (26/4), hal tersebut akan ditentukan setelah semua persiapan dengan Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah diselesaikan. "Intinya kapan waktunya dan berapa posisi harganya akan diumumkan setelah semua persiapan dengan Pertamina dan SKK Migas untuk menentukan SPBU yang mana, serta aturan-aturan terkait sudah diselesaikan," ujarnya.

Edy menambahkan Kementerian ESDM menargetkan Jumat (26/4) sebagai tenggat waktu untuk menyelesaikan pembahasan. "Hari ini (Jumat, 26/4) kita ada rapat lagi dengan Pertamina dan SKK MIgas untuk check list (mendaftar) semua persiapan," kata dia.

Sementara ini, Edy mengaku belum bisa mengatakan posisi harga setelah kenaikan karena masih dibahas sekaligus menegaskan bahwa kenaikan BBM jenis premium menjadi Rp 6.500 belum pasti. "Saya belum bisa katakan, Rp 6.500 itu belum fix (tetap) karena ya itu tadi, masih dalam pembahasan," kata dia.

Dalam pembahasan kenaikan harga BBM tersebut, Edy mengatakan pihaknya telah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung kebijakan dua harga BBM, yakni harga tetap Rp 4.500 untuk kendaraan bersubsidi (plat kuning dan sepeda motor) dan harga naik untuk kendaraan roda empat plat hitam.

Untuk pelaksanaannya, Edy mengatakan pemerintah telah menyiapkan sistem IT untuk kontrol dan pengawasan di SPBU-SPBU yang dipilih untuk menyediakan BBM dengan dua harga. "Ini akan efektif, kan kita mau pakai IT yang intinya semacam pengawasan pada penggunaan BBM yang proper (tepat). Sementara ini kita terapkan di wilayah DKI Jakarta terlebih dulu," kata dia.

"Untuk itu, kita sudah siapkan logo, desain board, dan jalan mana yang dipilih. Misalnya, Jalan Matraman (Jakarta Pusat) yang menghubungkan Kampung Melayu sampai Senen di mana banyak kendaraan umum, seperti mikrolet 41, 61, 502, dan sebagainya," tambah Edy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement