REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan rencana pemerintah memberlakukan dua harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan berdampak pada tingkat pertumbuhan kredit perbankan. "Tapi kami belum tahu pasti, itu sulit. Saya pikir ada berapa skenario yang kita tidak bisa tahu sampai sekarang," kata Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Mulya Siregar di Jakarta, Kamis (25/4).
Dia mengatakan secara umum BI merevisi proyeksi pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada 2013, dikarenakan situasi ekonomi yang saat ini masih bergejolak di luar. "BI melakukan koreksi terhadap pertumbuhan kredit maupun DPK, mengingat situasi ekonomi yang saat ini masih bergejolak di luar. Kami melakukan penyesuaian, termasuk soal NPL," ujar Mulya.
Dengan gejolak krisis global yang belum pulih pertumbuhan kredit perbankan diproyeksikan berada di kisaran 21,7-23,6 persen pada akhir tahun ini, dari proyeksi sebelumnya di kisaran 22,5-24,3 persen. Di sisi lain DPK diproyeksikan sebesar 17-17,9 persen dari sebelumnya 17,5-18,5 persen, dan NPL diperkirakan meningkat pada kisaran?1,6-2,1 persen dari proyeksi sebelumnya 1,5-2 persen.
Lebih lanjut Mulya menuturkan, skenario pertumbuhan kredit perbankan dengan kebijakan dua harga BBM bersubsidi adalah di kisaran 21,5-23,4 persen.
Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi otomatis akan menaikkan inflasi, sehingga berdampak pada meningkatnya biaya perbankan. "Secara jangka pendek pasti akan meningkatkan inflasi. Dan dampaknya pada meningkatnya biaya perbankan," kata Sigit.
Dia mengatakan belum menghitung secara pasti berapa kenaikan biaya perbankan yang akan disebabkan dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Termasuk terkait kemungkinan adanya koreksi terhadap penyaluran kredit dan rasio kredit bermasalah perbankan.
Meskipun kenaikan harga BBM bersubsidi akan berkontribusi pada inflasi, namun Sigit mengaku optimistis dampaknya secara jangka panjang akan baik bagi perekonomian nasional termasuk sektor keuangan. "Kebijakan kenaikan harga BBM ini dampaknya secara jangka panjang akan baik. Ini dapat mengurangi beban subsidi pemerintah di sektor energi," ucapnya.