REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) bidang Pengelolaan Moneter, Perry Warjiyo, mengatakan keberhasilan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level psikologis 5.000 poin karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini. Investor melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Dari sisi fundamental, harga saham selalu akan didorong seberapa jauh investor memiliki kepercayaan pada pertumbuhan ekonomi," ujar Perry ketika ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (19/4) .
Ia menambahkan, jika pertumbuhan ekonomi tinggi, profit perusahaan akan tinggi sehingga Price Earning Ratio (PER) akan baik. Ia mengatakan volatilitas akan tetap ada.
"Kemungkinan investor bereaksi pasti ada," ujarnya. Tetapi, BI akan melakukan stabilisasi di pasar keuangan. BI selalu melakukan stabilisasi di pasar valuta asing dengan menyuplai dolar sesuai kebutuhan yg ada.
BI juga akan melakukan intervensi di pasar obligasi dan melakukan pembelian SBN di pasar sekunder. "Pasar SBN relatif stabil. Yieldnya naik tapi selalu stabil," ujarnya.
BI meyakini jika dua pasar dari keuangan distabilkan akan mendukung stabilitas di pasar saham. Investor yang akan menjual dolarnya, dapat masuk di pasar valas. "Jika ada investor yang ingin jual SBN, kita juga beli," ujar Perry.