REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengusaha SPBU mengakui tak akan rugi bila dua harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diberlakukan. Meski bakal ada pembagian SPBU yang menyalurkan BBM dengan harga Rp 4.500 per liter dan di atasnya, pengusaha mengakui bisnis akan tetap berjalan seperti biasa.
"Ini tidak akan mengurangi pendapatan," kata Kepala Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi saat ditemui seusai Rapat Koordinasi BBM dengan gubernur seluruh Indonesia, Selasa (16/4).
Diakui Eri, anggota Hiswana Migas setuju dengan adanya pembedaan antara pengguna plat kuning sebagian dan plat hitam sebagian. Lagipula, kata dia, yang paling penting bagi pelaku usaha dan daerah adalah bagaimana agar BBM bersusbidi terus ada di lapangan.
Ia pun optimistis aturan ini bisa berjalan dengan baik karena pembagian SPBU yang dilakukan pemerintah rasional. "Kita sih menyambut aturan 45 persen (untuk BBM bersubsidi di atas Rp 4.500) dan 55 persen (untuk BBM bersubsidi dengan harga Rp 4.500) bisa di implementasikan," papar Eri.
Sementara itu, saat ditemui dikesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan siap dengan segala keputusan pemerintah. "Kami siap saja," ujarnya.