REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk kalah tender di Myanmar. Pemerintah Myanmar telah mengumumkan hasil pra-kualifikasi tender lisensi seluler di negara tersebut, di mana Telkom tidak termasuk di dalam 12 perusahaan shortlisted bidder.
Hal ini diakui manajemen Telkom. "Walau Telkom sudah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh komite tender, perbedaan persepsi atas salah satu persyaratan, membuat Telom tak bisa berpartisipasi," kata Operatio Vice President Public Relations Telkom, Arif Prabowo, Jumat (12/4).
Dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Komunikasi, Pos, dan Telekomunikasi Myanmar, Kamis (11/4) menyatakan sudah ada 12 nama yang lolos ke seleksi selanjutnya, dan menghapus 10 perusahaan lain. Keduabelas perusahaan tersebut adalah konsorsium Vodafone Group Plc, China Moble Ltd, Singapore Telecommunications Ltd, Bharti Airtel Ltd India, MTN Dubai, Digicel Group Jamaika, konsorsium KDDI Corp. and Sumitomo Corp, Axiata Group Bhd, Telenor ASA Norwegia, Millicom International Cellular SA, Qatar Telecom QSC dan Viettel Group Vietnam.
Dilansir laman The Wall Street Journal, seluruh perusahaan harus menyerahkan penawaran paling lambat 3 Juni 2013. Pengumuman akan diumumkan pada 27 Juni 2013.
Meski kalah tender, namun Telkom mengaku masih optimis mengembangkan sayap di negara tersebut. Bahkan, dalam waktu dekat, Telkom akan masuk ke Myanmar melalui penetrasi bisnis teknologi komunikasi dan informasi (information and communication tecnology/ITC) berisiko rendah namun memiliki pengembalian usaha tinggi.
Diantaranya bisnis digital media dan solusi ICT yang dibutuhkan oleh usaha kecil dan menegah serta korporasi. Dengan cara ini Telkom berharap bisa mendapat pasar di negara Junta itu.
Hingga saat ini, Telkom telah mengembangkan bisnis ke Hong Kong, Timor Leste, Singapura, Australia dan Malaysia. Di Hongkong misalnya, Telkom masuk ke pasar melalui anak usahanya PT Telekomunikasi International (Telin).
Pada awal Oktober 2012, melalui layanan Mobile Virtual Network Operator (MVNO), Telin meluncurkan produk kartu AS 2in1. Telin mampu meraih pelanggan sebesar 52 persen hanya dalam waktu tiga bulan.
Melalui Telin, Telkom juga melakukan ekspansi bisnis di Timor Leste. Perseroan mendapat lisensi seluler di negara dan bakal berinvestasi hingga 50 juta dolar AS hingga 2015.
Dana itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur jaringan 2G dan 3G. Di April 2013 jumlah pelanggan Telin mencapai 55 ribu pelanggan.