Selasa 09 Apr 2013 16:56 WIB

Defisit Perdagangan & Kurs Rupiah Bikin Ketar-Ketir

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Defisit (ilustrasi)
Foto: FINANCIALRED.COM
Defisit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Defisit neraca perdagangan mencemaskan kalangan pengusaha. Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengaku khawatir terhadap kurs rupiah. Saat ini, Selasa (9/4) rupiah terhadap dolar sebesar Rp 9792.

Ia mewanti-wanti jangan sampai kurs terus melemah hingga Rp 10.000. Selama dua bulan di tahun 2013 ini, Indonesia terus mengalami defisit perdagangan hingga 402 juta Dolar. Defisit terutama disebabkan karena impor BBM.

"Kita pusing dengan keadaan ini (kurs melemah). Kalau lewat Rp 10.000, itu yang kita takutkan," ujar Sofjan, saat ditemui.

Tekanan terhadap nilai tukar ini menurut dia bisa sedikit diatasi dengan mengurangi subsidi BBM. Selain itu, kata Sofjan, pihaknya juga akan bekerjasama dengan pemerintah untuk mengevaluasi perjanjian perdagangan atau FTA yang akan diambil pemerintah.

Sofjan menjelaskan dengan diikutsertakannya kalangan pengusaha sebagai tim negosiasi FTA, ia harapkan bisa memberikan masukan agar pemerintah lebih bijak dalam membuat FTA. Artinya, diharapkan nantinya FTA bisa memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Diakuinya selama ini FTA yang sudah terlanjur diteken oleh pemerintah Indonesia telah membuat neraca perdagangan Indonesia defisit dengan negara mitra. Indonesia cenderung belum bisa memanfaatkan skema FTA ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement