REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati mengatakan inflasi akhir tahun 2013 bisa mencapai tujuh persen bila pemerintah salah dalam mengelola perekonomian seperti pasokan bahan pangan dan kebijakan subsidi.
"Inflasi 'year on year' akhir tahun dapat melampaui target pemerintah maupun
Bank Indonesia karena realisasi inflasi tiga bulan pertama saja sudah sangat tinggi," kata Ninasapti Triaswati dihubungi di Jakarta, Kamis.
Nina mengatakan kenaikan inflasi pada Maret, yang merupakan inflasi tertinggi selama lima tahun terakhir, dipicu harga komoditas pangan seperti bawang putih yang meningkat tajam akibat kurangnya pasokan dalam negeri.
Padahal, kata Nina, sepanjang tahun 2013 masih banyak momen yang akan memengaruhi pasokan komoditas pangan, misalnya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
"Bila pemerintah salah mengambil kebijakan dalam pengelolaan pasokan pangan pada saat lebaran, maka target inflasi akan terlampaui. Secara kasat mata kalau kita hitung harga komoditas pangan saja akan mendorong inflasi hingga tujuh persen," tuturnya.
Faktor lain yang akan mendorong laju inflasi melampaui target pemerintah dan BI, kata Nina, adalah adanya "expected inflation" akibat rencana pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Kalau
harga BBM dinaikkan, otomatis laju inflasi akan naik. Hingga saat ini belum ada keputusan dari pemerintah mengenai subsidi BBm sehingga masyarakat masih mengira-ngira," katanya.
Karena itu, dia juga mendesak pemerintah untuk tidak salah mengambil kebijakan mengenai subsidi BBM. Tetap mempertahankan subsidi BBM diperkirakan akan memberatkan keuangan negara karena setiap tahun beban subsidi semakin membengkak.
Namun, di sisi lain, mengurangi subsidi dengan menaikkan harga BBM juga akan meningkatkan laju inflasi sehingga melampaui target yang ditetapkan pemerintah dan BI.
Sebelumnya, Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan bahwa laju inflasi pada bulan Maret 2013 tercatat sebesar 0,63 persen atau relatif tinggi dalam lima tahun terakhir.
"Laju inflasi masih relatif tinggi dibandingkan bulan yang sama pada lima tahun terakhir," ujarnya di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa laju inflasi tahun kalender Januari--Maret mencapai 2,43 persen, dan inflasi secara tahunan "year on year" (yoy) 5,9 persen, sedangkan inflasi komponen inti 0,13 persen dan yoy 4,21 persen.
Sementara itu, target inflasi dalam APBN adalah 4,9 persen dan target Bank Indonesia adalah 3,5 persen hingga 5,5 persen.
sumber : Antara