REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengusaha resah dengan gangguan keamanan yang ada di Indonesia. Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani menuturkan pengusaha terutama yang bergerak di bidang ritel sangat risau dengan berbagai kejahatan seperti perampokan.
"Yang paling krusial di tingkat ritel karena outlet dimana semua produksi dipasarkan disitu. Yang konteksnya banyak transaksi cash," ujar Franky, saat ditemui, Selasa (2/4).
Menanggapi kerusuhan yang ada saat ini seperti berbagai penyerangan, menurut dia, disebabkan konflik horisontal. Motifnya umumnya berupa isu sosial. Jika kejahatan sudah didasari motif ekonomi seperti pembobolan ATM, atau outlet-outlet toko, akan sangat mengganggu pengusaha.
Pemerintah, kata dia harus segera mengantisipasi gangguan keamanan terutama di tingkat ritel. Pelaku usaha di tingkat ritel, menurut dia juga seharusnya memiliki akses layanan terhadap keamanan agar semua tindak kejahatan bisa segera ditangani.
Ketidakamanan kondisi di Indonesia, terutama kota besar, kata Franky sudah sempat membuat pengusaha melakukan relokasi. Ia mengatakan pabrik yang berelokasi dari Jabodetabek menuju Jawa Tengah umumnya tak hanya sekedar mempertimbangkan mengenai upah, namun juga faktor keamanan.
Demonstrasi yang kerap melanda pabrik di Jabodetabek membuat pengusaha resah. Adanya sweeping, penyegelan pabrik membuat ketidakpastian hukum. Pengusaha, dalam hal ini tidak memiliki pilihan selain pindah menuju daerah yang lebih aman.