Ahad 31 Mar 2013 17:10 WIB

KPPU: Bunga Bank Tinggi Karena Perbankan Belum Efisien

Rep: dwi murdaningsih/ Red: Taufik Rachman
Anjungan tunai mandiri (ATM)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anjungan tunai mandiri (ATM)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Perbankan di Indonesia diminta lebih efisien agar bisa menurunkan suku bunga kredit. Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf mengatakan perbankan harus bisa ekspansi tanpa harus mengluarkan biaya yang besar.  

Tahun ini, KPPU memiliki "misi" mendesak pemerintah agar suku bunga kredit diturunkan setara negara lain di Asean. "Harus ada upaya lain untuk ekspansi selain buka kantor. Itu kan sudah tradisional," ujar Syarkawi, saat ditemui di kantornya, akhir pekan lalu.

Kebutuhan dana untuk ekspansi kerap kali menjadi alasan bank mengenakan bunga kredit yang tinggi. Menurut dia, bank di luar negeri seperti Cina juga tetap bisa melakukan ekspansi namun tetap memberikan bunga kredit yang rendah. Bunga kredit yang rendah, akan berdampak pada bunga deposito yang rendah.

Menurutnya, masyarakat akan tetap menabung meskipun bunga deposito rendah. Pasalnya, masyarakat Indonesia umumnya tidak memiliki pilihan lain untuk menabung selain di bank.

Pengetahuan masyaratak mengenai pasar modal dan pasar uang menurut dia masih rendah. Alhasil, bank menjadi satu-satunya sarana masyarakat untuk menabung. Investasi logam mulia, kata dia juga tidak bisa menggantikan peranan perbankan.

"Indonesia tak ada pilihan lain bagi masyarakat untuk menabung selain di bank. Mereka belum. Kalau bunga demosito rendah, bank tetap dapet dana karena masyarakat nggak punya pilihan lain," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement