REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menunjuk Pertamina membangun kilang pengolahan minyak yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
BUMN itu akan membangun tempat pengolahan minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM), guna menekan impor BBM yang terus terjadi akibat minimnya kilang di dalam negeri.
Menurut Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro penunjukan dilakukan dengan skema penyertaan modal negara (PMN). "Pertamina sudah punya kompetensi. Pertamina sudah memiliki pengalaman menentukan jenis kilang dan jenis apa yang akan diproduksi," katanya menegaskan, Selasa (26/3).
Untuk mempercepat pembangunan, nantinya pemerintah akan membentuk tim khusus guna membangun proyek dengan total anggaran Rp 90 triliun tersebut. Pertamina akan melakukan studi kelayakan dan dilanjutkan pembuatan disain secara rinci (front-end engineering design/ FEED) dalam waktu dekat. "Saat ini kita terus rapatkan," ujarnya.
Dari keseluruhan anggaran yang akan dikeluarkan, di 2013 ini, pemerintah telah menganggarkan dana awal Rp 250 miliar untuk mematangkan konsep pembangunan kilang yang rencananya terintegrasui dengan proyek petrokimia itu.
Pembangunan kilang dengan dana APBN sudah diwacanakan pemerintah sejak 2012. Sesuai rencana pengembangan pekerjaan konstruksi kilang seharusnya dilakukan di 2015 hingga 2016 nanti.
Kilang diharapkan selesai 2018 nanti dengan sumber minyak berasal dari Irak. Terdapat dua opsi daerah yang akan dijadikan tempat kilang, yakni Palju-Sungai Gerong dan Katimpa Bengkok, Sumatra Selatan.
Soal pembangunan dua kilang lainnya dengan dana Pertamina, ia menegaskan pembahasan insentif yang akan diberikan ke investor masih terus dibahas Kementerian Keuangan. Sebagaimana diketahui, Pertamina bakal membangun dua kilang baru, dengan dua perusahaan Timur Tengah Kuwait Petroleum dan Saudi Aramco. "Tapi sebelum Juni sudah ada keputusan (soal insentif)," katanya menegaskan.
Pertamina menggandeng Kuwait Petroleum Company untuk membangun kilang di Bontang Kaltim dan mengajak Saudi Aramco untuk membangun kilang Tuban, Jatim.
Saat ini RI hanya memiliki enam kilang yang memproduksi minyak 1 juta bph. Kilang Cilacap berkapasitas 348 ribu bph, Balikpapan 260 ribu bph, Dumai 170 ribu bph, Balongan 125 ribu bph, Plaju 118 ribu bph, dan Kasim 10 ribu bph.
BBM yang dihasilkan 41 juta kiloliter (kl). Dengan premium 12 juta kl, solar 18,3 juta kl, kerosene 7 juta kl, dan avtur 3,3 juta kl.
Padahal, kebutuhan nasional BBM nasional saat ini mencapai 56 juta kl per tahun dengan peningkatan laju konsumsi rata-rata empat persen per tahun. Melaui proyek ini, Pertamina akan mampu menambah produksi BBM menjadi 66,7 juta kl per tahun.