Sabtu 23 Mar 2013 20:45 WIB

Hatta: Kebijakan Impor Holtikultura Harus Satu Atap

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mansyur Faqih
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Meningkatnya harga komoditas holtikultura disebabkan lantaran tata niaga komuditas yang tak efisien. Hal ini memaksa Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk mengevaluasi kebijakan ketersedian komuditas tersebut. "Evaluasi sekarang sedang berjalan. Itu untuk mengevaluasi kebijakan holtikultura," kata Hatta di Gorontalo, Sabtu (23/3). 

Menurutnya, masalah utama yang menjadi bahan evaluasi yaitu mengenai pengelolaan tata niaga. Sebagai contoh, ia menilai, kenaikan harga bawang putih beberapa waktu lalu disebabkan lantaran keculasan dalam sistem impor. Sehingga ada importir yang sengaja menahan komuditas tersebut hingga langka di pasaran. "Ini tidak lagi boleh terjadi," ujar Hatta. 

Menurutnya, pemerintah akan membenahi kebijakan impor hortikultura dengan menghitung kebutuhan dan pasokan nasional. Ini dilakukan untuk mengantispasi kelangkaan pasokan komoditas yang menyebabkan beberapa harga merangkak tinggi.

Sebagai contoh, ia mendorong agar Kementerian Pertanian dapat membuat aturan tata niaga yang lebih transparan dan terbuka. "Kita memerlukan kewenangan niaga (holtikultura) dalam satu atap (di Kementerian Pertanian)."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement