REPUBLIKA.CO.ID, NIKOSIA -- Kabar pengucuran dana talangan untuk Siprus dihiasi dengan ditutupnya bank terbesar kedua di negara tersebut, Cyprus Popular Bank.
Namun Bank Sentral Siprus membantah penutupan tersebut. "Kabar tersebut tidak benar. Kami sedang menemukan solusi terbaik untuk bank ini," kata juru bicara bank sentral Aliki Stylianou, seperti dilansir AFP, Jumat (22/3).
Sementara itu Bank of Cyprus telah meminta kesepakatan bailout untuk menyelamatkan perekonomian dari kehancuran. "Ekonomi Siprus tengah berada di tepu jurang dan dalam keadaan rapuh," tulis Bank of Cyprus dalam sebuah pernyataan.
Siprus harus menemukan dana senilai 7 miliar euro untuk menutupi 10 miliar euro dari Uni Eropa supaya menyelamatkan ekonomi negara dari kehancuran.
Pejabat negara menyatakan, akan menggalang dana solidaritas melalui penerbitan obligasi untuk mendapatkan 5,8 miliar euro. Sedangkan sisa 1,2 miliar euro akan didapatkan dari privatisasi dan peningkatan pajak dan pajak korporasi.
Saat ini perbankan di Siprus masih tetap menyediakan uang tunai melalui mesin ATM. Namun transaksinya dibatasi. Beberapa bisnis telah menolak menerima pembayaran dari kartu kredit.