REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Indonesia saat ini menjadi produsen kakao terbesar ketiga di dunia, dengan produksi pada 2012 berkisar antara 700-800 ribu ton per hektare (ha) per tahun. Pada 2016, Indonesia akan menjadi yang terbesar di dunia, dengan produksi kakao mencapai 1,5 juta ton per ha per tahun.
"Produksi kakao kita terus meningkat, tahun lalu hanya sekitar 400 ribu ton per hektar per tahun, sekarang sudah 700 ribu," kata Menteri Pertanian Suswono di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (18/3).
Hal itu dikemukakan Suswono dalam jumpa wartawan pada acara Pertemuan ke-87 Badan Kakao Dunia. Pertemuan dihadiri negara-negara produsen kakao, seperti Pantai Gading, Ghana, Indonesia, Nigeria, Papua Nugini, Malaysia, Brazil dan Ekuador. Hadir pula negara importir yakni Belanda, Inggris Jerman, Swiss dan Rusia.
Pantai Gading kini menjadi negara produsen cokelat terbsar di dunia, yakni dengan produksi mencapai 1,4 juta ton per ha per tahun. Jumlah itu sebut Suswono sudah angka maksimal, sedangkan Indonesia masih bisa ditingkatkan menjadi hingga 1,5 juta ton per ha per tahun. Saat ini Indonsia memiliki sekitar 1,5 juta ha kebun kakao.
Ada beberapa langkah yang ditempuh Indonesia untuk menggenjot produksi cokelatnya yakni dengan melakukan peremajaan pohon kakao yang sudah tua, serta melakukan pemeliharaan-pemeliharaan. Sejak dilakukan peremajaan pada 2008, ujarnya, sejumlah pohon sudah dipetik buahnya dan hasilnya meningkat dua kali lipat dari 400 ribu ton menjadi 700-800 ribu ton. Karena itu Suswono mengaku optimistis, Indonesia bisa menjadi produsen kakao terbesar di dunia pada 2016.
Mengenai upaya membina industri hilir kakao Indonesia, Suswono mengaku Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara industri. Namun, kata dia, kedepan Indonesia akan mengarah kesana, agar para petani dan industri pengolahan cokelat di Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kakao Internasional (ICCO) C'Ote D'Woire mengatakan, permintaan konsumen cokelat dunia terus meningkat. Karenanya dia memperkirakan pasar kakao dunia akan terus stabil. "Tugas kami saat ini adalah menyeimbangkan antara permintaan pasar dengan kemampuan suplai," katanya.