REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan dana asing yang keluar dari pasar modal Indonesia dalam beberapa hari terkahir sehingga mencatatkan jual bersih (net sell) masih wajar.
"Pelaku pasar asing juga memiliki kewajiban untuk menjaga likuiditas pasar saham. Sangat tidak wajar jika mengharapkan investor asing untuk tidak melakukan net sell'," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Jumat (15/3).
Dalam data perdagangan harian saham BEI, tercatat pelaku pasar asing mulai membukukan jual bersih pada tangggal 8 Maret 2013 sebesar Rp 286,770 miliar, kemudian pada 13 Maret 2013 senilai Rp 277,077 miliar, dan pada 14 Maret 2013 sebesar Rp 430,781 miliar.
Ito menjelaskan umumnya mayoritas investor asing menempatkan dananya untuk jangka panjang, dan sebagian kecil cenderung jangka yang relatif pendek. "Sekitar 30-35 persen portofolio saham asing dilakukan untuk 'trading', dan sisanya untuk jangka panjang," ucap dia.
Ito menilai pelaku pasar saham asing juga masih mempercayai industri investasi di Indonesia terutama di pasar modal positif. Fundamental ekonomi domestik juga masih terus mencatatkan pertumbuhan. "Ekonomi kita masih positif di tengah kondisi global yang tidak menentu," katanya.
Tercatat, sepanjang tahun ini pelaku pasar asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 19,451 triliun atau meningkat sekitar 26 persen dibandingkan pencapaian di 2012.
Sementara, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Samsul Hidayat mengatakan masuknya dana asing yang cukup deras ke dalam pasar modal domestik diikuti dengan kinerja emiten yang diekspektasikan positif. "Mereka (investor asing) tentu melakukan investasi dengan perhitungan yang matang dan secara rasional, jadi tidak asal-asalan," ujar Samsul.
Ia menambahkan tren pertumbuhan IHSG BEI tidak terlepas dari dukungan positif baik dari sisi makro ekonomi maupun dari kinerja emiten. "Tren positif indeks BEI pada awal tahun ini juga terjadi pada sejumlah bursa regional maupun global," ucap Samsul.