REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya harga bawang turut mendongrak harga bibitnya. Dalam kondisi normal, bibit bawang merah dihargai Rp 18 ribu, kini meroket menjadi Rp 30 ribu per kilogram (kg).
"Bibit juga ikut terkerek," ujar Sekertaris Jendral Dewan Bawang Merah Nasional, Mudatsir, Kamis (14/3) kepada Republika. Situasi ini membuat modal yang dikeluarkan petani menjadi semakin besar. Petani akhirnya menjual bibit bawang simpanan karena dihargai mahal.
Alhasil, semakin sedikit petani yang melakukan penanaman. Apalagi musim penghujan kurang bagus untuk menanam bawang. Resiko gagal panen dan serangan hama penyakit cukup besar. Produksi pun dipastikan menurun pada cuaca seperti sekarang.
Keengganan petani menanam bawang terjadi sejak tahun lalu. Penyebabnya, harga bawang sempat terpuruk hingga mencapai Rp 3 ribu per kg. Sepanjang tahun 2012, dikatakan Mudatsir, harga bawang pun tidak stabil.
Petani bawang banyak yang beralih menanam sayuran lain yang harganya lebih terjamin. Selain itu ada pula yang mengurangi luas lahan garapan. "Tapi tahun ini memang lebih parah dibandingkan tahun kemarin karena petani tinggal sedikit, " ujarnya.
Kini harga bawang merah di tingkat petani sekitar Rp 30 hingga 35 ribu per kg. Di luar pulau Jawa, harga bawang merah mencapai Rp 60 ribu per kg.
Sedangkan di pasaran, khusus di pulau Jawa harga bawang merah mencapai Rp 45 ribu per kg. Sayangnya tinggal segelintir petani yang menikmati harga bagus ini. Keuntungan terbesar, menurut Mudatsir, berada di tingkat pedagang yang menetapkan harga di pasaran.