Kamis 07 Mar 2013 10:38 WIB

Fed: Ekonomi AS Masih Lesu

Krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kian parah membuat ribuan warga hidup menggelandang
Foto: presstv
Krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kian parah membuat ribuan warga hidup menggelandang

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi AS melaju pada kecepatan lemah dalam beberapa minggu terakhir, menurut laporan Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), Rabu (6/3). The Fed mencatat kekhawatiran tentang dampak dari kenaikan pajak baru terhadap pengeluaran konsumen.

"Kegiatan ekonomi pada umumnya berkembang pada kecepatan moderat sampai sedang," demikian isi laporan Beige Book Fed mengenau kondisi ekonomi di 12 distrik. Sepuluh distrik ditandai ekspansi ekonomi, sementara aktivitas yang lebih lambat terjadi di distrik Boston dan Chicago.

Laporan tersebut mengutip tindakan pemerintah, seperti kenaikan pajak upah pada 1 Januari dan reformasi undang-undang perawatan kesehatan yang baru, sebagai membebani pengeluaran konsumen -- yang dianggap penting karena menyumbang 70 persen dari output (PDB) ekonomi. "Sebagian besar distrik melaporkan ekspansi dalam belanja konsumen, meskipun penjualan ritel di beberapa distrik melambat," kata laporan itu.

"Banyak distrik berkomentar bahwa berakhirnya masa libur pajak penggajian dan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (ACA) telah menahan pertumbuhan penjualan."

Laporan menunjukkan pasar pekerjaan yang bermasalah sedikit membaik, sekalipun pengangguran tinggi, berdiri di sekitar 7,9 persen, tetap merupakan kekhawatiran utama bank sentral untuk ekonomi terbesar di dunia itu.

"Kondisi pasar buruh secara umum membaik, meskipun beberapa distrik melaporkan menahan diri dari perekrutan pekerja. Banyak distrik melaporkan kenaikan pegawai temporer," kata laporan itu.

Isi laporan tersebut juga menyebutkan pengusaha di beberapa distrik mengutip pengaruh yang tidak diketahui dari Undang-undang Perawatan Terjangkau (ACA) sebagai alasan untuk rencana PHK dan keengganan untuk mempekerjakan lebih banyak staf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement