Rabu 09 Oct 2024 13:35 WIB

Pertumbuhan Penjualan Ritel pada September Diperkirakan Melambat 

Penjualan eceran atau ritel pada September 2024 tumbuh sebesar 210,5

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Bank Indonesia (BI) menyampaikan survei penjualan eceran atau ritel pada September mengalami pertumbuhan dengan angka indeks penjualan riil (IPR) sebesar 210,5 atau tumbuh 4,7 persen yoy. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI) menyampaikan survei penjualan eceran atau ritel pada September mengalami pertumbuhan dengan angka indeks penjualan riil (IPR) sebesar 210,5 atau tumbuh 4,7 persen yoy. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan survei penjualan eceran atau ritel pada September 2024 mengalami pertumbuhan dengan angka indeks penjualan riil (IPR) sebesar 210,5 atau tumbuh 4,7 persen (year on year/yoy). Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan survei penjualan eceran pada Agustus 2024 dengan IPR sebesar 215,9 atau tumbuh 5,8 persen (yoy). 

“Kinerja penjualan eceran tersebut (September 2024) ditopang antara lain oleh kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta subkelompok sandang,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Rabu (9/10/2024). 

Baca Juga

Denny menerangkan, secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 2,5 persen (month to month/mtm), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,7 persen (mtm). "Itu seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat akibat berakhirnya program diskon yang diterapkan retailer pada event Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI)," ujar dia. 

Beberapa kelompok tumbuh positif dan menahan penurunan kinerja penjualan eceran yang lebih dalam, yaitu suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan peralatan informasi dan komunikasi. “Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada November 2024 dan Februari 2025 diprakirakan menurun,” lanjutnya.

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2024 dan Februari 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 134,3 dan 155,9, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 141,3 dan 166,7 didukung oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan barang yang mencukupi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement